Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Sebagai orang tua, mungkin Bunda pernah mendapati anak yang tampak lebih mudah menangis, lebih cepat merasa kewalahan, atau lebih peka terhadap lingkungan dibandingkan anak-anak lain. Anak seperti ini sering disebut sebagai sensitive child atau anak yang sensitif.
Namun, menjadi anak yang sensitif bukan berarti lemah. Justru, mereka memiliki keistimewaan yang perlu dipahami dan dikelola dengan baik agar dapat tumbuh menjadi individu yang percaya diri dan berdaya.
Apa Itu Sensitive Child?
Menurut Dr. Elaine Aron, seorang psikoterapis dan peneliti, sensitive child adalah anak yang memiliki sistem saraf yang sangat peka terhadap keadaan sekitar dan cepat bereaksi terhadap perubahan di lingkungannya.
Anak-anak ini memiliki respons emosional yang lebih dalam dan sering kali menunjukkan empati yang tinggi. Sensitivitas mereka juga bisa terlihat dalam berbagai bentuk, seperti ketidaknyamanan terhadap suara bising, cahaya terang, tekstur pakaian tertentu, atau perubahan kecil dalam rutinitas.
Karena peka terhadap lingkungan, anak sensitif bisa mengalami kelelahan emosional lebih cepat dibanding anak lain yang lebih mudah beradaptasi.
Ciri-Ciri Anak Sensitif
Setiap anak memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda. Namun, berikut adalah beberapa ciri umum yang sering ditemukan pada anak sensitif:
1. Mudah Bereaksi Secara Emosional
Mereka lebih ekspresif dalam menunjukkan emosi, baik itu kebahagiaan, kesedihan, atau kekecewaan. Mereka juga bisa menangis atau merasa tersinggung lebih cepat dibandingkan anak-anak lain.
Foto : Internet
2. Memiliki Empati yang Tinggi
Anak sensitif sering kali dapat merasakan emosi orang lain dan mudah terpengaruh oleh suasana hati di sekitarnya. Mereka bisa menangis jika melihat orang lain sedih atau merasa tidak nyaman jika ada orang yang bertengkar di dekatnya.
3. Banyak Bertanya dan Berpikir Mendalam
Rasa ingin tahu mereka sangat besar. Mereka tidak puas dengan jawaban sederhana dan ingin memahami sesuatu secara lebih mendalam.
4. Sulit Tidur atau Butuh Waktu Lama untuk Tidur
Karena mereka sangat peka terhadap lingkungan, suara kecil atau perubahan dalam ruangan bisa membuat mereka sulit terlelap.
5. Mudah Cemas dalam Situasi Baru
Anak sensitif cenderung butuh waktu lebih lama untuk beradaptasi dengan lingkungan atau orang yang baru mereka temui. Mereka bisa merasa gugup jika menghadapi perubahan mendadak.
6. Indera yang Lebih Peka
Mereka lebih sensitif terhadap suara, cahaya, tekstur pakaian, bau, dan rasa makanan dibandingkan anak-anak lainnya.
Foto : Internet
Cara Menghadapi Anak Sensitif dengan Bijak
Menjadi orang tua dari anak yang sensitif tentu memiliki tantangan tersendiri. Namun, dengan pendekatan yang tepat, anak dapat tumbuh dengan nyaman dan percaya diri.
1. Perkenalkan Hal Baru Secara Perlahan
Jika anak menunjukkan kecemasan terhadap sesuatu yang baru, seperti sekolah baru atau makanan baru, kenalkan secara bertahap. Beri mereka waktu untuk beradaptasi dan berikan penjelasan yang menenangkan.
2. Hindari Stimulasi Berlebihan
Karena mereka mudah merasa kewalahan, hindari lingkungan yang terlalu bising, ramai, atau penuh dengan perubahan mendadak. Ciptakan suasana yang tenang dan nyaman agar anak tidak mudah stres.
3. Berikan Rasa Aman
Anak sensitif butuh kepastian bahwa mereka selalu didukung dan diterima oleh orang tua. Pastikan mereka tahu bahwa perasaan mereka valid, dan mereka bisa mengBundalkan orang tua untuk merasa lebih tenang.
4. Bantu Anak Mengenali dan Mengelola Emosinya
Ajari anak untuk mengenali dan mengekspresikan emosinya dengan cara yang sehat. Misalnya, jika mereka merasa sedih atau marah, bantu mereka untuk mengungkapkannya melalui kata-kata, gambar, atau aktivitas lain yang membuat mereka lebih nyaman.
5. Jangan Paksa Anak untuk Berubah
Sensitivitas bukanlah sesuatu yang harus diperbaiki atau dihilangkan. Justru, orang tua perlu membantu anak menerima dan memahami dirinya sendiri.
6. Ajarkan Teknik Relaksasi
Teknik seperti pernapasan dalam, meditasi, atau aktivitas fisik yang menenangkan bisa membantu anak mengatasi stres dan kecemasan.
Foto : Internet
Kesalahan yang Sering Dilakukan Orang Tua pada Anak Sensitif
Banyak orang tua yang tanpa sadar melakukan hal-hal yang justru membuat anak sensitif merasa semakin tertekan. Berikut beberapa kesalahan yang sebaiknya dihindari:
Menganggap Anak Lebay atau Terlalu Manja
Mengatakan “Kamu cengeng banget” atau “Jangan terlalu sensitif” bisa membuat anak merasa tidak diterima apa adanya.
Membandingkan dengan Anak Lain
Setiap anak unik, termasuk anak yang sensitif. Membandingkan mereka dengan anak lain yang lebih kuat atau lebih mudah beradaptasi hanya akan membuat mereka merasa tidak cukup baik.
Memaksa Anak untuk Berani Tanpa Pendekatan yang Tepat
Anak sensitif butuh waktu lebih lama untuk beradaptasi. Memaksa mereka untuk cepat-cepat berani justru bisa meningkatkan kecemasan mereka.
Kesimpulan
Menjadi anak yang sensitif bukanlah kekurangan, tetapi sebuah keunikan yang perlu dihargai. Anak sensitif cenderung memiliki empati yang tinggi, pemikiran yang mendalam, dan perasaan yang kuat terhadap lingkungan sekitarnya.
Sebagai orang tua, tugas Bunda bukan mengubah mereka menjadi "kurang sensitif", tetapi membantu mereka memahami dan mengelola sensitivitas tersebut agar tidak menjadi hambatan dalam kehidupan mereka.
Dengan dukungan dan bimbingan yang tepat, anak sensitif bisa tumbuh menjadi individu yang percaya diri, berempati, dan mampu mengelola emosinya dengan baik. Dengan kesabaran dan pendekatan yang lembut, anak sensitif dapat berkembang dengan bahagia dan merasa diterima apa adanya.