Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Bunda mungkin pernah mengalami sensasi merinding tiba-tiba, terutama saat berada sendiri di ruangan gelap, atau ketika mendengar cerita menyeramkan. Tak jarang, kondisi ini langsung dikaitkan dengan hal-hal mistis seperti kehadiran makhluk tak kasatmata. Namun, tahukah Bunda bahwa fenomena ini memiliki penjelasan ilmiah yang masuk akal?
Sebagai Bunda muda yang tengah mempersiapkan kehamilan atau sedang merawat si kecil, penting untuk memahami bagaimana tubuh bekerja dan bereaksi terhadap rangsangan tertentu. Ini bukan hanya membantu mengurangi rasa takut yang tidak perlu, tetapi juga mendorong pola pikir yang rasional dan sehat bagi diri sendiri dan keluarga. Simak penjelasan selengkapnya bersama Bunda dan si Kecil!
Dalam banyak budaya, terutama di Indonesia, merinding sering dikaitkan dengan kehadiran makhluk halus atau pertanda dari dunia lain. Situasi seperti suasana yang mendadak sunyi, berada di tempat sepi, atau saat melewati lokasi yang dianggap “angker”, sering menimbulkan sensasi merinding yang membuat sebagian orang langsung merasa takut.
Cerita-cerita turun-temurun juga memperkuat kepercayaan bahwa merinding adalah sinyal kehadiran makhluk astral. Meski begitu, penting bagi Bunda untuk memahami bahwa tubuh memiliki mekanisme alami yang memicu sensasi tersebut.
Foto: Internet
Dalam dunia medis, merinding dikenal dengan istilah piloereksi, yaitu kondisi ketika rambut-rambut halus di permukaan kulit berdiri tegak. Hal ini terjadi akibat aktivasi sistem saraf simpatik, bagian dari sistem saraf otonom yang bertanggung jawab atas respons “melawan atau lari” (fight or flight) saat kita merasa terancam atau dalam tekanan emosional.
Merinding dipicu oleh kontraksi otot-otot kecil di dasar folikel rambut. Reaksi ini adalah mekanisme warisan dari nenek moyang manusia, di mana bulu tubuh yang berdiri membuat tubuh tampak lebih besar untuk menakuti predator. Walau manusia modern tidak lagi memiliki bulu tubuh yang lebat, reaksi ini masih muncul sebagai bentuk perlindungan diri.
Merinding bisa disebabkan oleh berbagai faktor yang sepenuhnya dapat dijelaskan secara ilmiah. Berikut beberapa pemicu paling umum:
Suhu Dingin
Paparan suhu rendah adalah penyebab paling sering dari merinding. Tubuh merespons dengan membuat rambut halus berdiri guna mempertahankan panas di dekat kulit dan mengurangi kehilangan suhu tubuh.
Foto: Internet
Emosi yang Intens
Rasa takut, bahagia, sedih, atau bahkan takjub dapat memicu sistem saraf simpatik untuk bereaksi, menghasilkan sensasi merinding. Musik yang menggetarkan hati, film yang menyentuh, atau kenangan tertentu bisa menimbulkan efek ini.
Perubahan Hormon
Kondisi hormon yang berubah selama masa kehamilan, menstruasi, atau menyusui dapat membuat tubuh lebih peka terhadap rangsangan, termasuk memicu reaksi fisik seperti merinding.
Stres dan Kecemasan
Periode pascamelahirkan atau awal pengasuhan sering kali disertai stres dan beban emosional. Ketika stres meningkat, tubuh menjadi lebih waspada dan bisa menunjukkan gejala seperti merinding, keringat dingin, hingga detak jantung cepat.
Gangguan Saraf atau Efek Samping Obat
Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, merinding bisa menjadi gejala awal dari gangguan pada sistem saraf atau efek samping dari penggunaan obat-obatan tertentu. Jika frekuensinya tinggi dan tidak disertai pemicu emosional atau fisik, sebaiknya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Meski merinding biasanya tidak berbahaya, Bunda tetap perlu waspada bila sensasi ini terjadi terlalu sering tanpa penyebab yang jelas. Segera periksakan diri ke dokter bila merinding disertai dengan:
Sakit kepala terus-menerus atau gangguan penglihatan.
Sensasi kebas atau kesemutan di tangan dan kaki.
Merasa cemas berlebihan yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Gejala lain seperti lemas, mual, atau demam.
Pemeriksaan neurologis atau tes hormon bisa membantu mencari tahu penyebab sebenarnya dan memberikan penanganan yang tepat.
Sebagai Bunda, kita berperan besar dalam membentuk cara pandang anak terhadap dunia. Jika kita terbiasa menanggapi semua gejala tubuh dengan pandangan mistis, anak-anak pun bisa tumbuh dengan ketakutan yang tidak berdasar. Meskipun nilai budaya dan tradisi tetap penting, kita juga harus membekali diri dengan pengetahuan ilmiah.
Dengan cara ini, Bunda bisa mengajarkan anak untuk berpikir kritis, tidak mudah panik, dan selalu mencari penjelasan yang logis dalam menghadapi hal-hal yang belum dimengerti.
Jika Bunda merasakan merinding secara tiba-tiba, berikut beberapa langkah sederhana untuk membantu menenangkan diri:
Bernapas perlahan dan dalam: Ini membantu menurunkan reaksi stres dalam tubuh.
Pindah ke tempat terang dan ramai: Cahaya dan keramaian membantu menenangkan pikiran.
Alihkan perhatian: Dengarkan musik favorit atau lakukan aktivitas yang menenangkan.
Lakukan sentuhan ringan: Mengusap bagian tubuh yang merinding bisa membantu mengendurkan otot-otot yang tegang.
Foto: Internet
Merinding bukan selalu tanda dari kehadiran makhluk astral. Sebaliknya, itu adalah reaksi normal tubuh terhadap rangsangan seperti suhu dingin, emosi kuat, atau stres. Bagi Bunda muda, mengenali sinyal tubuh secara ilmiah membantu menjaga ketenangan pikiran dan kesehatan secara keseluruhan. Jika merinding terasa berlebihan atau terjadi terus-menerus tanpa sebab yang jelas, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Menjaga kesehatan mental dan fisik Bunda adalah salah satu kunci utama dalam mendampingi tumbuh kembang anak secara optimal.