Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Imunisasi merupakan langkah penting dalam memberikan perlindungan jangka panjang bagi anak dari berbagai penyakit menular yang dapat menyebabkan kecacatan bahkan kematian. Sayangnya, masih banyak Bunda muda yang belum mengetahui secara lengkap mengenai jenis-jenis vaksin dasar yang wajib diberikan, kapan harus diberikan, dan mengapa imunisasi ini sangat krusial bagi tumbuh kembang si kecil.
Di Indonesia, program imunisasi dasar lengkap dapat diperoleh secara gratis di Posyandu. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah menyediakan layanan imunisasi untuk anak-anak dari usia 0 hingga sekolah dasar. Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk memahami seluruh jenis vaksin yang termasuk dalam imunisasi dasar dan lanjutan. Simak penjelasan selengkapnya bersama Bunda dan si Kecil!
Imunisasi untuk Bayi di Bawah Usia 12 Bulan
Hepatitis B
Vaksin ini diberikan paling lambat 12 jam setelah bayi lahir untuk mencegah penularan hepatitis B dari Bunda ke anak. Dosis berikutnya diberikan saat usia 1 dan 6 bulan.
Foto: Internet
BCG
Diberikan untuk mencegah tuberkulosis, terutama bentuk berat seperti meningitis TB. Umumnya diberikan sebelum bayi berusia 3 bulan.
Polio Oral (OPV)
Vaksin polio dalam bentuk tetes ini diberikan segera setelah lahir, lalu diulang pada usia 2, 3, dan 4 bulan.
Polio Suntik (IPV)
Polio suntik diberikan pada usia 4 bulan untuk memperkuat perlindungan terhadap virus polio, terutama pada sistem saraf pusat.
DPT-HB-Hib
Vaksin kombinasi untuk melindungi dari difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenzae tipe B. Diberikan tiga kali pada usia 2, 3, dan 4 bulan, dengan booster saat anak berusia 18 bulan.
PCV (Pneumokokus)
Melindungi dari bakteri penyebab pneumonia, meningitis, dan infeksi telinga. Dosis diberikan pada usia 2, 4, dan 6 bulan.
Rotavirus
Mencegah diare berat akibat infeksi rotavirus. Vaksin ini diberikan secara oral sebanyak dua atau tiga kali tergantung jenisnya, mulai dari usia 2 bulan.
Campak Rubella (MR)
Vaksin ini diberikan pertama kali pada usia 9 bulan untuk melindungi anak dari penyakit campak dan rubella yang berbahaya bagi otak dan sistem saraf.
Japanese Encephalitis (JE)
Vaksin ini melindungi dari infeksi virus ensefalitis Jepang, penyebab radang otak yang umum di wilayah tropis. Diberikan pada bayi usia 9 bulan di daerah endemis.
Imunisasi untuk Anak Usia di Atas 12 Bulan
10. Booster Campak Rubella (MR)
Dosis lanjutan diberikan saat anak berusia 18 bulan, kemudian saat anak masuk sekolah dasar sebagai penguat imunitas.
TDap (Tetanus, Diphtheria, Pertusis – usia sekolah)
Biasanya diberikan di usia 5–7 tahun sebagai lanjutan dari vaksin DPT-HB-Hib, untuk melindungi anak dari penyakit yang sama dengan tingkat kekebalan lebih lama.
Hexaxim (DTaP-IPV-Hib-HepB)
Vaksin kombinasi yang melindungi dari enam penyakit berbahaya. Digunakan dalam beberapa fasilitas kesehatan sebagai alternatif atau pelengkap vaksin DPT-HB-Hib.
Foto: Internet
Vaksin Lanjutan Tambahan (Opsional Tapi Direkomendasikan)
13. Influenza
Vaksin ini dapat diberikan setiap tahun, terutama saat menjelang musim hujan. Melindungi anak dari flu berat dan komplikasinya.
Hepatitis A
Diberikan mulai usia 1 tahun untuk mencegah infeksi hati akibat virus hepatitis A, terutama di daerah dengan sanitasi kurang optimal.
Mengapa Imunisasi Itu Wajib dan Tidak Boleh Dilewatkan?
Imunisasi bukan hanya bentuk perlindungan individual, tapi juga bentuk kepedulian terhadap lingkungan sekitar. Saat banyak anak mendapatkan imunisasi lengkap, maka akan terbentuk herd immunity atau kekebalan kelompok. Ini artinya, anak-anak yang belum bisa divaksinasi karena kondisi medis pun tetap terlindungi karena penularan penyakit lebih sulit terjadi.
Dengan imunisasi, Bunda juga:
• Membantu menurunkan angka kematian anak akibat penyakit infeksi
• Mencegah penyebaran penyakit menular yang sudah pernah mewabah
• Mendukung tumbuh kembang optimal anak karena terhindar dari komplikasi serius
Tips Agar Tidak Terlambat Imunisasi
• Gunakan kalender digital atau aplikasi pengingat di ponsel
Tandai jadwal imunisasi sesuai usia anak agar tidak terlewat.
• Rutin ke Posyandu setiap bulan
Selain untuk menimbang berat badan dan mengukur tinggi, Bunda juga bisa mengecek jadwal imunisasi berikutnya.
• Selalu catat di Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)
Buku ini sangat penting sebagai dokumen riwayat kesehatan anak, termasuk catatan imunisasi lengkap.
Bagaimana Jika Terlewat Jadwal Imunisasi?
Jika karena satu dan lain hal jadwal imunisasi terlewat, Bunda tidak perlu panik. Segera kunjungi Puskesmas atau Posyandu terdekat untuk mengejar dosis yang tertinggal. Dalam banyak kasus, imunisasi masih bisa dilanjutkan dengan penyesuaian jadwal sesuai saran petugas kesehatan.
Lebih baik anak terlambat menerima imunisasi, daripada tidak sama sekali.
Foto: Internet
Kesimpulan: Perlindungan Anak Dimulai dari Imunisasi Lengkap
Memberikan imunisasi lengkap kepada anak bukan hanya soal mengikuti program pemerintah, tapi juga bentuk kasih sayang dan perlindungan terbaik dari orang tua. Dengan vaksinasi yang tepat dan sesuai jadwal, Bunda sudah memberikan bekal sehat bagi masa depan anak.
Jangan lupa untuk mengajak saudara, tetangga, atau teman Bunda yang juga memiliki anak kecil agar sama-sama peduli akan pentingnya imunisasi. Anak-anak yang sehat akan tumbuh lebih kuat, aktif, dan siap menghadapi masa depan.