Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Pepaya adalah salah satu buah tropis yang digemari karena rasanya yang manis, teksturnya lembut, dan kandungan gizinya yang melimpah. Pepaya dikenal kaya akan vitamin C, enzim papain, serat, serta antioksidan yang sangat baik untuk melancarkan pencernaan, menjaga kesehatan kulit, hingga meningkatkan daya tahan tubuh. Tak heran jika pepaya kerap menjadi pilihan utama dalam menu harian keluarga, terutama bagi Bunda yang ingin menjaga kesehatan usus atau membantu proses pemulihan pasca persalinan.
Namun, meski tergolong sebagai buah sehat, tidak semua orang disarankan untuk mengonsumsi pepaya. Dalam beberapa kondisi kesehatan, konsumsi pepaya justru dapat menimbulkan risiko atau memperparah gangguan yang sedang dialami. Maka dari itu, penting bagi setiap Bunda untuk mengetahui siapa saja yang sebaiknya membatasi atau bahkan menghindari buah ini. Simak penjelasan selengkapnya bersama Bunda dan si Kecil!
Berikut lima kelompok orang yang perlu mewaspadai konsumsi pepaya dan alasannya secara medis:
Bagi Bunda yang sedang menjalani masa kehamilan, perlu kehati-hatian dalam memilih asupan makanan. Pepaya, khususnya yang masih setengah matang, mengandung senyawa lateks alami. Lateks ini memiliki sifat seperti hormon prostaglandin yang dapat memicu kontraksi pada otot rahim.
Kontraksi ini bisa menyebabkan berbagai risiko pada kehamilan seperti keguguran, kelahiran prematur, atau bahkan komplikasi lainnya. Selain itu, pepaya juga mengandung enzim papain yang dalam dosis besar diyakini dapat melemahkan selaput ketuban, terutama pada trimester awal kehamilan.
Meskipun pepaya matang umumnya lebih aman, tetap dianjurkan bagi Bunda hamil untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memasukkan pepaya ke dalam pola makan hariannya.
Foto: Internet
Pepaya mengandung senyawa yang dikenal sebagai glikosida sianogenik. Zat ini dalam jumlah tertentu dapat memicu perubahan irama jantung, terutama bagi mereka yang sudah memiliki riwayat gangguan jantung seperti aritmia atau fibrilasi atrium.
Pada individu dengan detak jantung tidak teratur, konsumsi pepaya bisa memperburuk kondisi dan menimbulkan gejala seperti jantung berdebar, lelah berlebihan, atau rasa tidak nyaman di dada. Oleh karena itu, sebaiknya hindari atau batasi konsumsi pepaya jika memiliki masalah jantung, dan konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter sebelum mengonsumsi buah ini secara rutin.
Foto: Internet
Sebagian orang memiliki alergi terhadap pepaya, khususnya karena kandungan enzim kitinase yang terdapat di dalam buah ini. Enzim ini dapat menimbulkan reaksi alergi silang, terutama bagi mereka yang memiliki alergi terhadap lateks atau buah-buahan lain seperti pisang, alpukat, atau kiwi.
Gejala alergi yang mungkin timbul akibat konsumsi pepaya bisa berupa:
Ruam dan gatal-gatal pada kulit
Hidung berair atau bersin
Mata berair dan gatal
Batuk ringan hingga sesak napas
Mual atau kram perut
Jika Bunda atau anggota keluarga memiliki riwayat alergi makanan, sangat dianjurkan untuk waspada terhadap kemungkinan reaksi ini setelah mengonsumsi pepaya.
Foto: Internet
Pepaya dikenal sebagai salah satu buah dengan kandungan vitamin C yang tinggi. Meskipun vitamin C sangat bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, pada orang yang memiliki batu ginjal atau risiko tinggi terhadap pembentukan batu ginjal, asupan vitamin C yang berlebihan bisa berbahaya.
Tubuh akan mengubah kelebihan vitamin C menjadi oksalat. Zat ini dapat bergabung dengan kalsium dalam tubuh dan membentuk kristal kalsium oksalat, yang menjadi penyebab utama terbentuknya batu ginjal. Oleh karena itu, bagi Bunda atau anggota keluarga yang memiliki gangguan ginjal, penting untuk membatasi konsumsi pepaya atau berkonsultasi dengan dokter mengenai asupan vitamin C yang aman.
Foto: Internet
Hipoglikemia adalah kondisi medis ketika kadar gula darah berada di bawah batas normal. Pepaya dikenal memiliki sifat anti-hiperglikemik, artinya buah ini mampu menurunkan kadar gula darah secara alami. Meskipun hal ini sangat baik untuk penderita diabetes tipe 2, pada penderita hipoglikemia, konsumsi pepaya justru bisa memperburuk kondisi.
Foto: Internet
Gejala hipoglikemia yang memburuk karena konsumsi pepaya bisa meliputi:
Lemas mendadak
Berkeringat dingin
Jantung berdebar
Pusing
Gangguan konsentrasi atau kebingungan
Maka dari itu, Bunda perlu memastikan kondisi gula darah keluarga sebelum memberikan pepaya sebagai camilan harian, khususnya pada anak-anak, lansia, atau anggota keluarga dengan riwayat hipoglikemia.
Jika tidak termasuk dalam kelompok yang perlu menghindari pepaya, Bunda tetap perlu menerapkan cara konsumsi yang sehat dan tepat, seperti:
Pilih pepaya yang benar-benar matang untuk menghindari kandungan lateks yang tinggi.
Konsumsi dalam jumlah sedang, tidak berlebihan.
Jangan berikan pepaya kepada anak yang memiliki riwayat alergi tanpa pengawasan.
Gunakan pepaya sebagai bagian dari variasi buah-buahan dalam menu harian, bukan satu-satunya sumber nutrisi.
Pepaya adalah buah dengan segudang manfaat, mulai dari membantu pencernaan, menyehatkan kulit, hingga meningkatkan kekebalan tubuh. Namun, seperti halnya makanan lain, pepaya tidak selalu cocok untuk semua orang. Bagi beberapa kelompok seperti Bunda hamil, penderita penyakit jantung, hipoglikemia, batu ginjal, serta yang memiliki alergi tertentu, pepaya justru bisa memberikan efek yang tidak diinginkan. Sebagai Bunda yang bertanggung jawab dalam menjaga pola makan keluarga, penting untuk selalu memahami kondisi kesehatan setiap anggota keluarga. Konsumsi makanan sehat tentu penting, tapi pemilihan jenis dan porsinya harus disesuaikan agar benar-benar memberikan manfaat, bukan justru menimbulkan risiko.