Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Memiliki ASI yang melimpah sering kali dianggap sebagai pertanda baik. Banyak Bunda merasa lega dan bangga saat produksi ASI mereka berlimpah, karena artinya kebutuhan nutrisi si kecil dapat terpenuhi dengan optimal. Namun, ternyata produksi ASI yang terlalu banyak atau kondisi yang disebut hiperlaktasi, dapat menimbulkan tantangan tersendiri.
Alih-alih menjadi berkah, hiperlaktasi justru dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi Bunda serta gangguan menyusui bagi bayi. Oleh karena itu, penting bagi setiap Bunda untuk memahami apa itu hiperlaktasi, bagaimana mengenalinya, serta langkah apa saja yang bisa dilakukan untuk mengelolanya. Bagaimana cara mengatasinya? simak penjelasan selengkapnya bersama Bunda dan si kecil!
Apa Itu Hiperlaktasi?
Hiperlaktasi adalah kondisi di mana kelenjar payudara memproduksi ASI dalam jumlah yang jauh melebihi kebutuhan bayi. Kondisi ini bisa bersifat sementara atau menetap, tergantung pada penyebab dan respons tubuh terhadap rangsangan menyusui.
Foto: Internet
Beberapa faktor yang dapat memicu hiperlaktasi antara lain:
• Terlalu sering menstimulasi payudara (baik lewat hisapan bayi maupun pompa)
• Produksi hormon prolaktin yang berlebihan
• Penggunaan pompa ASI yang terlalu sering atau terlalu lama
• Faktor genetik dan fisiologis pada payudara
Meskipun produksi ASI yang banyak terlihat menguntungkan, aliran ASI yang terlalu deras bisa membuat bayi kesulitan menyusu dengan nyaman.
Ciri-Ciri Hiperlaktasi yang Perlu Diketahui Bunda
Berikut ini beberapa tanda bahwa Bunda mungkin mengalami hiperlaktasi:
Payudara terasa sangat penuh dan berat
Produksi ASI yang berlebih membuat payudara terasa keras, tegang, dan sering kali tidak nyaman.
Pembengkakan payudara yang berulang
ASI yang tidak dikosongkan secara maksimal bisa menyebabkan pembengkakan yang menyakitkan.
ASI keluar terus-menerus
Bahkan saat menyusui dari satu sisi, payudara sebelahnya bisa tetap menetes deras.
Bayi sering tersedak saat menyusu
Refleks let-down yang terlalu kuat dapat menyebabkan bayi kesulitan menelan ASI.
Bayi rewel saat menyusu
Bayi bisa merasa tidak nyaman karena aliran ASI yang terlalu cepat atau karena perutnya terasa kembung.
Foto: Internet
Risiko Hiperlaktasi untuk Bunda
Produksi ASI yang berlebih bukan hanya membuat proses menyusui terasa sulit, tapi juga berpotensi menimbulkan masalah kesehatan pada Bunda, seperti:
• Mastitis, yaitu peradangan pada jaringan payudara akibat sumbatan saluran ASI.
• Rasa nyeri dan panas di payudara
• Risiko terbentuknya abses jika infeksi tidak tertangani
• Kelelahan emosional, karena menyusui menjadi aktivitas yang menegangkan
Dampak Hiperlaktasi pada Bayi
Bayi yang menyusu dari Bunda dengan hiperlaktasi dapat mengalami:
• Kekenyangan terlalu cepat, karena hanya mendapatkan foremilk (ASI awal yang lebih encer dan kaya laktosa), sehingga belum memperoleh hindmilk (ASI akhir yang lebih berlemak dan mengenyangkan).
• Kembung dan kolik, akibat konsumsi laktosa yang tinggi dari foremilk.
• Pola menyusu tidak konsisten, bayi mudah lelah dan rewel saat menyusu.
• Berat badan naik tidak stabil, karena asupan kalori tidak seimbang meskipun volume ASI besar.
Foto: Internet
Cara Mengatasi Produksi ASI yang Terlalu Banyak
Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan Bunda untuk membantu mengatasi hiperlaktasi:
Pahami ritme menyusui
Biarkan bayi menyusu dari satu payudara hingga benar-benar kosong sebelum berganti ke sisi lainnya.
Lakukan teknik block feeding
Dalam teknik ini, Bunda menyusui hanya dari satu payudara selama interval 3–4 jam, baru berganti ke payudara lain di interval berikutnya. Tujuannya adalah untuk mengurangi stimulasi berlebih pada kedua payudara.
Kurangi frekuensi memompa ASI
Pompa ASI hanya jika diperlukan untuk kenyamanan, bukan sebagai rutinitas berlebihan yang justru merangsang produksi.
Foto: Internet
Gunakan kompres dingin
Kompres dingin setelah menyusui membantu mengurangi pembengkakan dan menenangkan jaringan payudara.
Posisi menyusui yang lebih tenang
Menyusui sambil berbaring atau dalam posisi semi-reclining bisa memperlambat aliran ASI sehingga bayi lebih nyaman.
Dapatkan dukungan tenaga ahli
Konsultasi dengan konselor laktasi sangat disarankan agar Bunda mendapatkan panduan personal sesuai kebutuhan.
Kapan Bunda Harus Berkonsultasi dengan Dokter?
Jika Bunda mengalami salah satu dari kondisi berikut, sebaiknya segera berkonsultasi:
• Nyeri payudara yang tidak hilang meski sudah dikompres atau diistirahatkan
• Demam dan menggigil, sebagai tanda infeksi payudara
• Payudara terasa keras dan panas
• Bayi terus-menerus rewel saat menyusu
• Berat badan bayi stagnan meskipun tampak menyusu sering
Menyusui Seharusnya Menyenangkan, Bukan Menyakitkan
Menyusui adalah proses alami yang seharusnya menjadi waktu yang penuh kedekatan dan kenyamanan bagi Bunda dan si kecil. Namun ketika tubuh menghasilkan ASI secara berlebihan, proses ini bisa berubah menjadi pengalaman yang menantang, bahkan menyakitkan.
Dengan memahami apa itu hiperlaktasi dan bagaimana cara mengelolanya, Bunda bisa tetap menikmati masa menyusui tanpa tekanan. Setiap tubuh Bunda berbeda, dan tidak semua produksi ASI yang banyak berarti baik. Kenali tubuh sendiri, dengarkan isyarat dari bayi, dan jangan ragu untuk meminta bantuan dari ahli bila diperlukan.