Fase Toddler: Fase Lucu tapi Penuh Ujian Kesabaran untuk Orang Tua
Fase Toddler: Fase Lucu tapi Penuh Ujian Kesabaran untuk Orang Tua

Masa toddler, yakni usia anak 1 hingga 3 tahun, sering disebut sebagai salah satu fase paling menantang dalam dunia pengasuhan. Anak-anak di usia ini mulai menunjukkan kemandirian, memiliki kemauan sendiri, dan belajar mengekspresikan perasaannya. Di sisi lain, mereka juga sedang membentuk kepribadian dan masih belajar memahami aturan dan batasan.

Tak jarang, masa ini terasa seperti perjalanan rollercoaster emosional bagi para orang tua. Di satu momen, si kecil bisa sangat lucu dan menyenangkan. Di momen lain, mereka bisa tantrum karena hal sepele. Maka, penting bagi bunda dan pasangan untuk mengenali tantangan khas fase toddler sekaligus menyiapkan strategi menghadapi situasi yang menguji kesabaran.

 

1. Minta Main Terus Padahal Sudah Waktunya Tidur

Saat tubuh dan otak anak seharusnya beristirahat, banyak anak toddler justru tampak makin aktif. Mereka sering menolak tidur malam karena merasa belum selesai bermain atau terlalu bersemangat.

Solusi:
Bangun rutinitas tidur yang konsisten dan menenangkan. Misalnya, menjadwalkan kegiatan pra-tidur seperti membaca buku, mematikan lampu utama, dan menggunakan lampu tidur, serta menyanyikan lagu pengantar tidur. Rutinitas ini akan menjadi sinyal bahwa waktunya beristirahat.

tantangan mengasuh toddler, anak 2 tahun tantrum, solusi anak susah tidur, anak gak mau mandi, anak nempel terus ke ibu, cara sabar hadapi anak, fase toddler, parenting anak balita, tips sabar jadi ibu, cara menghadapi tantrum

Foto: Internet

2. Tidak Mau Mandi, Tapi Saat Mandi Tidak Mau Keluar

Anak usia toddler sangat menikmati aktivitas yang membuat mereka merasa bebas, seperti bermain air. Namun, transisi dari satu kegiatan ke kegiatan lain bisa membuat mereka frustrasi.

Solusi:
Ciptakan pengalaman mandi yang menyenangkan. Gunakan mainan mandi yang aman dan seru, beri waktu bermain air dalam batas tertentu, dan berikan aba-aba waktu ("sebentar lagi kita selesai ya"). Ini membantu anak belajar transisi dengan lebih mudah.

3. Bertanya “Itu Apa?” dan “Kenapa?” Tanpa Henti

Di usia ini, anak-anak mengalami perkembangan kognitif pesat. Mereka ingin tahu tentang segala sesuatu di sekitarnya dan mulai menyusun pemahaman atas dunia yang mereka lihat.

Solusi:
Jawab dengan sabar menggunakan kalimat sederhana. Ketika merasa lelah, bunda bisa menunda jawaban dengan berkata, “Sebentar ya, kita lanjutkan nanti setelah bunda istirahat.” Ini tetap menghargai rasa ingin tahu anak tanpa membuat bunda kewalahan.

tantangan mengasuh toddler, anak 2 tahun tantrum, solusi anak susah tidur, anak gak mau mandi, anak nempel terus ke ibu, cara sabar hadapi anak, fase toddler, parenting anak balita, tips sabar jadi ibu, cara menghadapi tantrum

Foto: Internet

4. Melempar Barang atau Memukul Meskipun Sudah Dinasihati

Perilaku seperti ini biasanya bukan bentuk kenakalan, melainkan ekspresi frustrasi karena anak belum bisa mengelola emosinya. Mereka belum tahu cara yang tepat untuk menyampaikan rasa kecewa, marah, atau tidak nyaman.

Solusi:
Ajarkan cara mengekspresikan emosi secara sehat. Bunda bisa berkata, “Kalau kamu kesal, bilang ‘aku marah’, ya. Kita tidak lempar barang.” Berikan contoh nyata dan bantu anak mengenal perasaannya.

 

5. Tantrum Karena Hal Sepele dan Mulai Sering Ngotot

Tantrum adalah bagian dari proses anak belajar mengelola perasaannya. Saat mereka merasa tidak didengarkan atau tidak bisa mengungkapkan keinginannya, tantrum sering kali muncul sebagai pelampiasan.

Solusi:
Tetap tenang dan jangan ikut emosi. Jika memungkinkan, peluk anak untuk menenangkan. Setelah reda, baru ajak bicara dan bantu anak menamai emosinya. Katakan, “Tadi kamu marah ya karena tidak boleh main terus. Bunda mengerti.”

 

6. Selalu Ingin Dekat dengan Ibu, Padahal Ayah Ada di Dekatnya

Rasa aman dan nyaman biasanya anak temukan pertama kali dari ibunya. Tidak heran jika anak toddler sering lengket dan menolak berpisah dari bunda.

Solusi:
Bangun kedekatan anak dengan ayah melalui kegiatan rutin. Libatkan ayah dalam proses harian seperti memandikan anak, mengantar tidur siang, atau bermain bersama. Semakin sering ayah terlibat, anak akan merasa nyaman dengan kehadirannya.

 

Mengapa Fase Toddler Dianggap Fase yang Menantang?

  • Anak sudah bisa berkata “tidak” tapi belum bisa menjelaskan alasannya
  • Belum mampu mengelola emosi secara stabil
  • Sedang membentuk otonomi dan rasa percaya diri
  • Belajar dari konsekuensi langsung, bukan sekadar larangan lisan

Perilaku-perilaku yang memancing emosi ini sebenarnya adalah bagian dari perkembangan normal. Saat orang tua memahami bahwa ini adalah fase alami, tekanan yang dirasakan bisa berkurang.

 

Tips Menjaga Kesabaran Saat Mengasuh Anak Toddler

Ambil jeda:
Ketika merasa marah atau frustrasi, bunda bisa mengambil waktu sebentar untuk menenangkan diri. Tarik napas, pindah ruangan, lalu kembali setelah lebih tenang.

Libatkan pasangan:
Pengasuhan bukan tanggung jawab satu pihak. Diskusikan peran masing-masing dengan pasangan agar tidak semua tekanan jatuh ke bunda.

Belajar tentang perkembangan anak:
Semakin bunda tahu tentang tahap tumbuh kembang anak, semakin mudah memahami dan menyesuaikan ekspektasi.

Berbagi dengan sesama ibu:
Berbicara dengan teman yang juga memiliki anak toddler bisa membantu meredakan stres dan membuat bunda merasa tidak sendirian.

 

Penutup: Dari Ujian Menjadi Kenangan Manis

Fase toddler tidak berlangsung lama, meskipun saat menjalaninya terasa berat. Di balik setiap rengekan, amukan, dan kecerewetan tanpa henti, sebenarnya anak sedang menunjukkan bahwa ia berkembang dengan baik.

Lihatlah masa ini sebagai kesempatan bagi bunda dan ayah untuk membangun fondasi komunikasi, kasih sayang, dan disiplin yang sehat. Karena dari fase penuh ujian ini, lahirlah kisah-kisah tumbuh bersama yang tak ternilai.

 

 

Artikel yang berkaitan