Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Cacing pita (Taenia sp.) adalah salah satu jenis cacing parasit yang dapat menginfeksi tubuh manusia, terutama melalui konsumsi makanan yang terkontaminasi. Infeksi cacing pita pada anak bisa berdampak pada sistem pencernaan dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan pencernaan, penurunan berat badan, hingga anemia. Oleh karena itu, penting bagi bunda untuk mengenali gejala infeksi ini dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Yuk, simak infomasi lengkapnya bersama Bunda dan si Kecil.
Infeksi cacing pita sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas pada tahap awal. Namun, jika infeksi sudah berkembang, beberapa tanda berikut bisa muncul:
Cacing pita hidup di dalam usus dan dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti mual, kram perut, hingga rasa tidak nyaman di perut. Gejala ini sering muncul setelah makan atau saat sistem pencernaan bekerja aktif.
Foto: Internet
Cacing pita menyerap nutrisi dari makanan yang dikonsumsi anak, sehingga tubuh kekurangan zat gizi penting. Hal ini dapat membuat anak mudah lelah, lesu, dan kurang bersemangat dalam beraktivitas.
Beberapa anak mengalami penurunan nafsu makan akibat infeksi cacing pita, sedangkan yang lain justru mengalami peningkatan nafsu makan yang tidak normal karena tubuh merasa kurang mendapatkan nutrisi yang cukup.
Karena cacing pita mengambil nutrisi dari makanan yang dikonsumsi anak, berat badan mereka bisa menurun secara signifikan meskipun pola makan tetap sama. Jika anak mengalami penurunan berat badan yang tidak wajar, segera konsultasikan dengan dokter.
Infeksi cacing pita juga dapat menyebabkan diare berkepanjangan atau sembelit. Tinja mungkin mengandung segmen cacing pita yang terlihat seperti potongan putih kecil.
Cacing pita dapat melepaskan telur atau segmen tubuhnya melalui tinja, yang bisa menyebabkan rasa gatal di sekitar anus. Jika anak sering mengeluh gatal di area tersebut, hal ini bisa menjadi salah satu tanda infeksi cacing pita.
Infeksi cacing pita dapat terjadi akibat berbagai faktor, seperti:
Mengonsumsi daging yang kurang matang – Daging sapi atau ikan yang dimasak tidak sempurna bisa mengandung larva cacing pita.
Minum air yang terkontaminasi telur cacing – Air yang tidak bersih bisa menjadi sumber infeksi.
Kebersihan diri yang kurang terjaga – Anak yang tidak mencuci tangan sebelum makan lebih rentan terinfeksi.
Kontak dengan hewan yang terinfeksi – Beberapa jenis hewan dapat menjadi inang perantara cacing pita.
Konsumsi makanan mentah atau setengah matang – Sushi, sashimi, atau daging yang tidak dimasak sempurna bisa menjadi sumber infeksi.
Jika tidak segera diobati, infeksi cacing pita dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti:
Malnutrisi dan gangguan pertumbuhan – Anak yang terinfeksi tidak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan optimal.
Anemia akibat kekurangan zat besi – Cacing pita dapat menghambat penyerapan zat besi, menyebabkan anemia.
Gangguan pencernaan kronis – Infeksi yang berlangsung lama dapat menyebabkan iritasi usus dan peradangan.
Penyumbatan usus – Dalam kasus yang lebih parah, jumlah cacing yang banyak dapat menyebabkan penyumbatan di saluran pencernaan.
Pencegahan infeksi cacing pita dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan makanan dan lingkungan. Berikut langkah-langkah yang dapat diterapkan:
Masak daging hingga benar-benar matang, terutama daging sapi dan ikan.
Hindari konsumsi makanan mentah atau setengah matang yang berpotensi mengandung larva cacing pita.
Foto: Internet
Biasakan anak mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, setelah bermain di luar, dan setelah menggunakan toilet untuk mencegah penularan telur cacing.
Gunakan air minum yang sudah dimasak atau air yang terjamin kebersihannya untuk menghindari risiko kontaminasi telur cacing.
Cuci peralatan makan dan memasak dengan air bersih dan sabun.
Hindari penggunaan talenan yang sama untuk daging mentah dan makanan siap saji.
Dokter merekomendasikan pemberian obat cacing setiap 6 bulan sekali untuk mencegah infeksi. Konsultasikan dengan dokter mengenai jenis obat yang sesuai dengan usia anak.
Segera periksakan anak ke dokter jika mengalami gejala berikut:
Penurunan berat badan drastis tanpa sebab yang jelas.
Nyeri perut berkepanjangan yang tidak kunjung membaik.
Mual, muntah, atau diare yang tidak sembuh dalam beberapa hari.
Melihat segmen cacing dalam tinja anak.
Dokter akan melakukan pemeriksaan tinja dan memberikan pengobatan yang sesuai untuk mengatasi infeksi cacing pita.
Foto: Internet
Infeksi cacing pita dapat menyebabkan gangguan pencernaan, anemia, dan penurunan berat badan pada anak. Oleh karena itu, bunda perlu mengenali tanda-tanda infeksi dan menerapkan langkah pencegahan seperti menjaga kebersihan makanan, memastikan makanan matang sempurna, serta memberikan obat cacing secara berkala. Jika anak menunjukkan gejala infeksi, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.