Kenali Masalah Sensori Proprioseptif pada Anak dan Cara Mengatasinya
Kenali Masalah Sensori Proprioseptif pada Anak dan Cara Mengatasinya

Perkembangan sistem sensorik anak memainkan peran besar dalam tumbuh kembang mereka, termasuk dalam hal motorik, perilaku, dan pembentukan kepercayaan diri. Salah satu sistem sensorik penting yang kerap kurang dipahami oleh orang tua adalah sistem proprioseptif. Sistem ini membantu anak memahami posisi tubuhnya di ruang, sehingga mereka dapat bergerak secara terkoordinasi tanpa harus melihat langsung bagian tubuh yang sedang bergerak.

Ketika sistem proprioseptif tidak berkembang optimal, anak dapat mengalami kesulitan dalam berbagai aktivitas fisik maupun sosial. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami apa itu sensori proprioseptif, mengenali ciri-ciri gangguannya, serta mengetahui bagaimana cara memberikan dukungan yang tepat bagi anak. Yuk, kita kenali lewat artikel Bunda dan si Kecil kali ini.

 

Apa Itu Sensori Proprioseptif?

Sensori proprioseptif adalah sistem sensorik yang memberikan informasi kepada otak tentang posisi, gerakan, dan kekuatan otot tubuh. Sistem ini bekerja melalui reseptor yang terdapat pada otot, sendi, dan jaringan ikat. Dengan bantuan sistem ini, seseorang dapat mengetahui bagaimana tubuhnya bergerak, meskipun tanpa bantuan visual. Misalnya, anak dapat berjalan, memegang benda, atau melompat tanpa harus melihat setiap gerakan tubuhnya.

Sistem ini juga berperan penting dalam menjaga postur tubuh, mengatur kekuatan genggaman, dan kemampuan anak dalam merespons rangsangan fisik dari lingkungan sekitar.

 

Jenis Gangguan Proprioseptif pada Anak

Masalah pada sistem proprioseptif biasanya terbagi menjadi dua kelompok, yaitu:

  1. Hipersensitif Proprioseptif (Terlalu Sensitif) Anak dengan hipersensitivitas cenderung merespons rangsangan proprioseptif secara berlebihan. Mereka cenderung menghindari gerakan fisik atau sentuhan karena merasa tidak nyaman.
  2. Hiposensitif Proprioseptif (Kurang Sensitif) Anak dengan hiposensitivitas memiliki respons yang kurang terhadap rangsangan proprioseptif. Akibatnya, mereka cenderung mencari stimulasi tambahan untuk membantu tubuhnya “merasakan” gerakan.
 

Ciri-Ciri Anak dengan Hipersensitif Proprioseptif

Beberapa karakteristik umum anak yang terlalu sensitif terhadap rangsangan proprioseptif antara lain:

  • Menghindari aktivitas fisik seperti naik-turun tangga atau memanjat
  • Tidak nyaman dengan sentuhan, enggan bersentuhan dengan benda atau orang lain
  • Cepat lelah saat beraktivitas fisik
  • Sulit mengendalikan kekuatan saat menulis, menghasilkan tulisan yang sangat tipis
  • Enggan bermain permainan yang melibatkan gerakan seperti melompat atau berlari
  • Sering menjatuhkan benda karena genggaman terlalu lemah
  • Tidak mengenali posisi tubuh secara akurat saat diminta menunjukkan bagian tubuh

Anak dengan hipersensitivitas proprioseptif umumnya cenderung pasif dan menghindari aktivitas yang membutuhkan koordinasi motorik.

 

sensori proprioseptif anak, ciri gangguan proprioseptif, sistem sensorik anak, hiposensitif proprioseptif, hipersensitif proprioseptif, Bunda, si Kecil

Foto: Internet

Ciri-Ciri Anak dengan Hiposensitif Proprioseptif

Anak yang kurang sensitif terhadap rangsangan proprioseptif sering kali menunjukkan perilaku yang tampak ceroboh, hiperaktif, atau bahkan agresif. Ciri-cirinya antara lain:

  • Sering menggigit pakaian, pensil, atau benda di sekitarnya
  • Menulis terlalu kuat hingga alat tulis rusak
  • Tidak bisa duduk diam dalam waktu lama
  • Menarik-narik teman atau bermain terlalu kasar
  • Menabrak benda atau orang lain tanpa menyadarinya
  • Tidak merespons saat menyakiti orang lain, seolah tidak merasa bersalah
  • Meja belajar selalu berantakan dan sulit menemukan barang
  • Berjalan dengan menghentak atau melangkah berat
  • Menunjukkan kebutuhan akan tekanan fisik seperti membungkus diri dengan selimut atau menyelinap di bawah meja

Anak dengan hiposensitivitas biasanya membutuhkan stimulasi sensorik tambahan agar tubuhnya merasa nyaman.

 

Dampak Gangguan Proprioseptif Terhadap Anak

Jika tidak ditangani, gangguan pada sistem proprioseptif dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan anak, antara lain:

  • Kesulitan mengikuti kegiatan fisik di sekolah seperti olahraga atau menari
  • Ketidakmampuan dalam keterampilan motorik halus seperti menulis, menggambar, atau menggunakan alat tulis
  • Kurangnya rasa percaya diri karena merasa tidak bisa melakukan apa yang dilakukan teman-temannya
  • Kesulitan menjalin pertemanan karena dianggap “kasar” atau “berbeda”
  • Risiko lebih tinggi mengalami cedera ringan karena sering jatuh, tersandung, atau menabrak benda

Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk mengenali tanda-tanda ini sedini mungkin.

 

Cara Membantu Anak dengan Gangguan Proprioseptif

Pendekatan terbaik untuk membantu anak yang mengalami gangguan proprioseptif adalah memberikan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhannya:

1. Aktivitas Fisik yang Terstruktur

  • Untuk anak hipersensitif: lakukan kegiatan ringan seperti yoga anak, berenang, atau peregangan yang menenangkan.
  • Untuk anak hiposensitif: lakukan aktivitas intens seperti melompat di trampolin, menarik tali, bermain bola, atau mendaki rintangan.

2. Permainan Sensorik dan Motorik

  • Bermain dengan pasir kinetik, slime, plastisin, atau bola sensorik.
  • Aktivitas keseimbangan seperti berjalan di garis lurus atau berdiri dengan satu kaki.
  • Melempar dan menangkap bola ukuran besar untuk melatih koordinasi.

sensori proprioseptif anak, ciri gangguan proprioseptif, sistem sensorik anak, hiposensitif proprioseptif, hipersensitif proprioseptif, Bunda, si Kecil

Foto: Internet

3. Pelatihan Kesadaran Tubuh

  • Ajarkan anak untuk mengenali kekuatan genggamannya, misalnya dengan latihan menggenggam spons atau alat lain.
  • Libatkan anak dalam kegiatan seperti membantu mengangkat benda ringan untuk melatih kontrol otot.

4. Konsultasi dengan Terapis Okupasi

Bila ciri-ciri gangguan mulai mengganggu aktivitas harian anak atau interaksi sosialnya, sebaiknya lakukan pemeriksaan dan evaluasi oleh terapis okupasi. Terapi okupasi akan menyusun program sensorik individual yang disesuaikan dengan kebutuhan anak.


Kesimpulan

Sensori proprioseptif adalah bagian penting dari perkembangan anak yang memengaruhi kemampuan motorik, keseimbangan, dan kesadaran tubuh. Anak yang memiliki gangguan pada sistem ini bisa mengalami hambatan dalam belajar, bermain, dan berinteraksi sosial.

Dengan mengenali gejalanya sejak dini dan memberikan stimulasi yang sesuai, orang tua dapat membantu anak mengembangkan sistem sensorik yang lebih optimal. Dukungan dari lingkungan serta terapi yang tepat dapat membantu anak tumbuh menjadi individu yang percaya diri, terampil, dan siap menghadapi tantangan perkembangan di usia berikutnya.

Artikel yang berkaitan