Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Peran sebagai ibu selalu dipenuhi oleh kasih sayang, dedikasi, dan tanggung jawab. Namun, ketika peran ini dijalani bersamaan dengan tanggung jawab profesional, maka tantangannya pun bertambah. Bunda bukan hanya menjadi pengasuh dan pendidik utama anak, tetapi juga ikut berkontribusi terhadap kondisi finansial keluarga. Inilah yang dijalani oleh para ibu bekerja, atau yang dikenal sebagai working moms — wanita luar biasa yang membagi energi dan waktunya untuk dua dunia: rumah dan pekerjaan.
Meskipun terlihat kuat dan penuh semangat, kenyataannya banyak tantangan yang harus dihadapi setiap hari oleh bunda bekerja. Mulai dari konflik waktu, kelelahan fisik, hingga beban emosional. Mari kita telaah satu per satu tantangan yang dihadapi serta solusi untuk tetap seimbang menjalani dua peran besar tersebut bersama Bunda dan si Kecil dalam artikel kali ini.
1. Waktu Terbatas untuk Anak
Salah satu tantangan utama bunda bekerja adalah keterbatasan waktu untuk bersama anak. Jam kerja yang panjang, perjalanan pulang pergi, dan beban pekerjaan lainnya membuat waktu berkualitas dengan anak menjadi sangat terbatas. Akibatnya, banyak momen penting tumbuh kembang anak yang terlewatkan, seperti saat anak belajar berjalan, berbicara untuk pertama kali, atau mengikuti kegiatan sekolah.
Solusi yang Bisa Diterapkan:
Foto: Internet
2. Dilema Ketika Anak Sakit
Ketika anak sakit, hati seorang ibu tentu merasa khawatir dan ingin selalu berada di sisinya. Namun, bagi bunda bekerja, situasi ini menjadi dilema besar. Apakah harus izin kerja? Bisakah tetap produktif dari rumah? Aman kah jika anak dititipkan? Pikiran-pikiran ini membuat bunda merasa tertekan dan terkadang diselimuti rasa bersalah.
Langkah Menghadapinya:
3. Rasa Bersalah yang Menyertai: Mom Guilt
Bunda bekerja sering kali dihadapkan pada pertanyaan dalam hati: "Apakah aku sudah cukup hadir untuk anakku?" Perasaan bersalah ini dikenal sebagai mom guilt. Meski sudah memberikan yang terbaik, banyak ibu merasa tidak cukup. Rasa ini jika dibiarkan bisa berdampak pada kesehatan mental dan mempengaruhi rasa percaya diri sebagai orang tua.
Hal yang Perlu Diingat:
4. Kelelahan Fisik dan Mental (Burnout)
Setelah menyelesaikan tugas-tugas kantor, masih ada peran yang harus dijalankan di rumah. Mulai dari memasak, mengurus anak, membersihkan rumah, hingga mendampingi belajar. Kombinasi peran ini sering menyebabkan kelelahan menyeluruh atau yang dikenal dengan burnout.
Pencegahan Burnout:
Foto: Internet
5. Tekanan Menjadi Sempurna di Dua Dunia
Selain dituntut produktif dan profesional di tempat kerja, bunda juga merasa harus tampil sempurna di rumah. Menyiapkan makanan bergizi, menjaga rumah tetap rapi, mendampingi anak, dan tetap menjadi pasangan yang perhatian — semua itu menciptakan tekanan, bahkan jika datangnya dari diri sendiri.
Cara Mengelola Tekanan Ini:
Bukan Kompetisi: Ibu Bekerja dan Ibu Rumah Tangga
Setiap ibu memiliki kondisi dan pilihan yang berbeda. Tidak ada yang lebih baik antara menjadi bunda yang bekerja atau yang sepenuhnya mengurus rumah. Kedua pilihan sama-sama mulia dan memiliki tantangannya masing-masing.
Alih-alih membandingkan diri, saling mendukung sesama ibu jauh lebih bermanfaat. Karena pada akhirnya, semua bunda memiliki tujuan yang sama: memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya.
Kesimpulan: Ibu Hebat Adalah Ibu yang Terus Berusaha
Menjadi bunda yang bekerja bukan hal mudah, tetapi bukan pula hal mustahil. Meski lelah dan kadang merasa tidak cukup, bunda tetap menjalani peran dengan hati yang penuh cinta dan tanggung jawab. Dan itu sudah lebih dari cukup.
Peluklah diri sendiri. Hargai setiap usaha, setiap hari yang dijalani, dan setiap momen yang bisa dibagikan bersama anak. Jadilah ibu versi terbaikmu, bukan versi sempurna. Karena anak-anak tidak butuh ibu yang sempurna, mereka butuh ibu yang bahagia dan hadir dengan sepenuh hati.