Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Salah satu fase yang paling ditunggu oleh setiap bunda adalah saat anak mulai bisa berbicara. Dari suara ocehan yang belum jelas, hingga muncul kata “Mama” atau “Bunda” yang begitu membahagiakan. Namun, proses anak belajar bicara tidak terjadi begitu saja. Ia sangat bergantung pada stimulasi dan lingkungan yang mendukung.
Mengenalkan kata-kata sejak dini merupakan bagian penting dalam perkembangan komunikasi anak. Semakin sering anak mendengar kata yang sama dalam konteks yang tepat, semakin besar peluangnya untuk mengucapkan dan memahaminya. Simak penjelasan selengkapnya bersama Bunda dan si Kecil!
Mengapa Penting Mengajarkan Kata-Kata Awal Sejak Dini?
Bunda mungkin bertanya-tanya, apakah benar bayi yang belum bisa bicara sudah bisa diajak ngobrol? Jawabannya: sangat bisa. Bahkan sangat disarankan. Stimulasi bahasa dimulai dari lahir, ketika si kecil mulai mendengar suara di sekitarnya. Saat bunda berbicara, membacakan cerita, atau bernyanyi, otak anak sedang aktif menyerap semua itu.
Foto: Internet
Kata-kata awal menjadi fondasi penting karena:
• Membentuk kemampuan komunikasi yang sehat
• Membantu anak mengungkapkan keinginannya tanpa frustrasi
• Menjadi dasar perkembangan bahasa yang lebih kompleks di kemudian hari
Semakin dini bunda memulai, semakin kuat pondasi bahasa anak untuk masa depan.
Jenis-Jenis Kata yang Sebaiknya Diajarkan Sejak Dini
Berikut lima kategori kata penting yang bisa mulai dikenalkan sejak usia bayi:
1. Kata Tentang Orang Terdekat
Anak belajar dari lingkungan terdekatnya. Maka, kata-kata pertama biasanya berkaitan dengan orang-orang yang sering mereka lihat atau dengar. Contohnya:
• Mama
• Ayah / Papa
• Bunda
• Kakak
• Adik
• Nenek
• Kakek
Kata-kata ini membantu anak memahami hubungan sosial dan menciptakan rasa aman karena mereka mulai mengenali siapa yang ada di sekelilingnya.
2. Kata yang Menyampaikan Kebutuhan
Kebutuhan dasar seperti makan, minum, atau ingin digendong perlu dikomunikasikan. Ajarkan kata-kata sederhana seperti:
• Maem (makan)
• Mimi (minum)
• Up (minta digendong)
• Tata (minta ditaruh)
• Pup / pipis
Dengan mengenal kata ini, anak merasa lebih mampu menyampaikan keinginannya. Ini juga mengurangi risiko tantrum karena mereka merasa dimengerti.
3. Kata Sapaan dan Sopan Santun
Kebiasaan berbahasa yang sopan bisa dibentuk sejak bayi. Gunakan kata-kata berikut dalam konteks sehari-hari:
• Hai / Halo
• Dada (bye-bye)
• Makasih
• Tolong
• Kiss bye / peluk
Bunda bisa menyertakan gerakan tangan atau ekspresi untuk membuat anak lebih mudah memahami arti dan konteks dari kata tersebut.
Foto: Internet
4. Nama Benda Favorit Anak
Anak-anak lebih tertarik belajar bicara saat kata yang dikenalkan berkaitan dengan hal yang mereka sukai. Misalnya:
• Bola
• Mobil
• Buku
• Boneka
• Botol
• Truk
• Kucing / ayam
Sebutkan nama benda saat anak bermain, agar mereka memahami hubungan antara kata dan objek.
5. Kata Kerja Harian
Kata kerja membantu anak memahami aksi atau aktivitas. Misalnya:
• Main
• Mandi
• Tidur / Bobo
• Duduk
• Jalan
• Lompat
Gunakan kata ini sambil menunjukkan langsung aksi yang dimaksud agar lebih mudah ditiru oleh anak.
Tips Efektif Agar Anak Cepat Lancar Bicara
Selain mengenalkan kata, cara bunda menyampaikan juga sangat berpengaruh. Berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan:
1. Gunakan Bahasa yang Jelas
Gunakan pelafalan yang benar, hindari terlalu banyak modifikasi bahasa bayi. Misalnya, lebih baik mengatakan “minum” dibanding “num-num”. Ini membantu anak memahami bahasa baku dengan lebih baik.
2. Sering Ajak Bicara dalam Keseharian
Ajak anak ngobrol saat melakukan aktivitas, misalnya, “Kita buka pintu ya,” atau “Adek mau pakai baju warna biru.” Pengulangan kata dalam konteks harian mempercepat penguasaan kosakata anak.
3. Bacakan Buku Cerita dan Bernyanyi
Buku cerita bergambar dengan kalimat sederhana sangat efektif memperkaya kosakata. Lagu anak juga bisa memperkenalkan ritme bahasa dan memori kata.
4. Gunakan Gestur dan Ekspresi
Gabungkan kata dengan gerakan tubuh seperti menunjuk, melambaikan tangan, atau mengangguk. Ini memudahkan anak mengaitkan kata dengan maknanya.
5. Tunjukkan Apresiasi Saat Anak Berbicara
Jika anak menyebut sesuatu, walau belum sempurna, respon bunda sangat penting. Contohnya, jika anak berkata “mimi”, jawab dengan, “Iya, kamu mau minum ya? Yuk kita ambil.” Ini membuat anak merasa dihargai dan semakin termotivasi untuk mencoba berbicara.
Aktivitas Pendukung untuk Stimulasi Bicara
Selain mengajarkan kata, ada berbagai kegiatan sederhana yang membantu memperkuat kemampuan bicara anak:
• Waktu khusus untuk bicara berdua: Matikan televisi, letakkan gawai, dan luangkan waktu hanya untuk berbincang atau bercerita.
• Bermain menunjuk gambar atau benda: Tanyakan “Mana bola?”, dan beri pujian saat anak menunjukkan dengan benar.
• Dengarkan anak dengan penuh perhatian: Biarkan anak menyelesaikan kalimatnya meski terbata-bata. Bunda bisa mengulang dengan kalimat yang benar sebagai model bahasa.
Kurangi Screen Time, Tingkatkan Interaksi Nyata
Paparan layar dalam waktu lama bisa menghambat perkembangan bicara anak. Anak lebih banyak menjadi penonton pasif dibanding pelaku aktif dalam komunikasi. Maka, batasi screen time dan ganti dengan kegiatan yang melibatkan komunikasi dua arah.
Foto: Internet
Kesimpulan: Kata-Kata Adalah Jembatan Emosional
Kemampuan bicara bukan sekadar soal bisa menyebut kata. Ia adalah jembatan bagi anak untuk mengutarakan rasa, membangun kepercayaan diri, dan memperkuat hubungan dengan bunda. Jangan khawatir jika anak belum lancar bicara secepat anak lain. Setiap anak punya waktu tumbuhnya masing-masing. Yang terpenting, bunda hadir, sabar, dan konsisten dalam memberikan stimulasi. Kata demi kata akan terangkai menjadi kalimat, dan dari situ tumbuh komunikasi yang sehat dan penuh kasih.