Tanda-Tanda Anak Mengalami Overstimulasi dan Cara Mengatasinya
Tanda-Tanda Anak Mengalami Overstimulasi dan Cara Mengatasinya

Di masa tumbuh kembang, anak-anak memiliki kepekaan sensorik yang masih dalam proses pembentukan. Mereka sedang belajar mengenali dan menyesuaikan diri dengan suara, cahaya, sentuhan, dan berbagai stimulasi dari lingkungan sekitarnya. Ketika stimulasi yang mereka terima terlalu banyak dalam waktu singkat, anak bisa mengalami kondisi yang disebut overstimulasi.
Overstimulasi terjadi ketika otak anak tidak sanggup lagi memproses semua rangsangan yang masuk. Hal ini bisa membuat anak terlihat sangat lelah, gelisah, atau menunjukkan perilaku yang sulit dikendalikan. Maka dari itu, penting bagi Bunda untuk mengenali tanda-tanda awal overstimulasi agar bisa segera memberikan penanganan yang tepat. Simak penjelasan selegkapnya bersama Bunda dan si Kecil!

Tanda-Tanda Umum Anak Mengalami Overstimulasi
Setiap anak memiliki cara berbeda dalam menunjukkan ketidaknyamanan, namun berikut ini adalah beberapa tanda umum yang sering muncul saat anak mengalami overstimulasi:

  1. Rewel tanpa sebab yang jelas
    Anak bisa tiba-tiba menangis, merengek, atau mudah tersinggung padahal sebelumnya tampak baik-baik saja. Ini adalah bentuk ekspresi bahwa mereka merasa kewalahan oleh rangsangan yang diterima.

  2. Menolak disentuh atau dipeluk
    Bila biasanya anak suka dipeluk atau digendong namun tiba-tiba menolak disentuh, bisa jadi tubuhnya sedang merasa penuh oleh input sensorik.

  3. Menangis keras atau histeris
    Tangisan yang terdengar intens, tidak terkendali, dan berlangsung lama sering kali merupakan reaksi tubuh terhadap stimulasi berlebih yang membuat anak merasa tidak nyaman dan kehilangan kendali.

  4. Sulit tidur atau sering terbangun
    Anak mungkin kesulitan untuk tidur meskipun terlihat sangat lelah. Atau, ia bisa terbangun berkali-kali di malam hari. Hal ini bisa terjadi karena otaknya masih dalam kondisi “aktif” meskipun tubuhnya sudah ingin beristirahat.

anak overstimulasi, anak rewel tanpa sebab, cara menenangkan anak tantrum, anak sensitif suara, parenting balita

Foto: Internet

  1. Menghindari keramaian atau menutup telinga
    Beberapa anak menunjukkan respons dengan menunduk, menjauh dari kerumunan, atau menutup telinga mereka sebagai bentuk perlindungan dari suara keras dan lingkungan yang ramai.

Tanda-tanda tersebut bisa muncul secara terpisah atau bersamaan. Yang penting, Bunda tidak perlu panik. Overstimulasi adalah hal yang wajar terjadi, terutama pada anak usia dini.

Faktor yang Menyebabkan Overstimulasi
Beberapa kondisi yang kerap memicu overstimulasi pada anak antara lain:
• Lingkungan yang terlalu ramai, seperti pesta ulang tahun, pusat perbelanjaan, atau tempat umum yang penuh suara dan cahaya.
• Paparan layar digital berlebihan, seperti menonton TV atau bermain gadget tanpa jeda.
• Aktivitas harian yang terlalu padat, yang tidak memberikan cukup waktu istirahat atau bermain bebas.
• Mainan dengan suara dan cahaya berlebih, yang meskipun menarik, bisa memicu kelelahan sensorik jika digunakan terlalu lama.
• Perubahan rutinitas atau transisi besar, seperti pindah rumah, bepergian jauh, atau bertemu banyak orang asing dalam waktu singkat.

Anak-anak, dengan otaknya yang masih berkembang, membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dan mengelola semua stimulasi tersebut.

Langkah-Langkah Menenangkan Anak yang Overstimulated
Bila Bunda sudah mengenali tanda-tandanya, berikut beberapa langkah sederhana dan efektif untuk membantu anak kembali tenang:

  1. Hentikan aktivitas sementara
    Segera bawa anak ke ruangan atau tempat yang lebih tenang, minim suara, cahaya, dan keramaian.

  2. Berikan kehadiran yang menenangkan
    Bunda bisa duduk di dekat anak tanpa memaksakan kontak fisik. Jika anak menginginkannya, berikan pelukan lembut yang hangat dan menenangkan.

​​​​​​​anak overstimulasi, anak rewel tanpa sebab, cara menenangkan anak tantrum, anak sensitif suara, parenting balita

Foto: Internet

  1. Gunakan suara lembut
    Berbicara dengan nada yang pelan dan tenang akan membantu anak merasa lebih aman dan terkoneksi secara emosional.

  2. Tawarkan aktivitas menenangkan
    Berikan mainan sederhana seperti boneka kain, buku bergambar dengan warna lembut, atau selimut favorit. Hindari mainan dengan banyak suara atau cahaya.

  3. Ajarkan teknik pernapasan
    Bunda bisa mengajarkan anak napas lambat dan dalam melalui permainan sederhana, seperti meniup lilin imajiner atau meniup gelembung.

Setiap Anak Memiliki Ambang Stimulasi yang Berbeda
Penting untuk diingat bahwa setiap anak memiliki tingkat sensitivitas berbeda terhadap stimulasi. Ada anak yang bisa bertahan di lingkungan ramai selama berjam-jam, sementara ada pula yang mulai menunjukkan kelelahan sensorik setelah 30 menit.
Sebagai orang tua, tugas Bunda bukan memaksa anak menyesuaikan diri secara instan, tapi membantu mereka mengenali dan mengelola emosinya dengan cara yang sehat. Dengan menghormati ritme dan kebutuhan anak, Bunda membantu mereka membangun fondasi emosional yang kuat.

anak overstimulasi, anak rewel tanpa sebab, cara menenangkan anak tantrum, anak sensitif suara, parenting balita

Foto: Internet

Penutup: Jadilah Sosok yang Peka dan Responsif
Membesarkan anak bukan tentang terus-menerus memberi stimulasi atau membuat mereka sibuk. Justru, memberikan ruang untuk tenang, waktu bermain bebas, dan kesempatan untuk bosan adalah bagian dari perkembangan yang sehat.
Overstimulasi bukanlah hal yang perlu ditakuti, melainkan perlu dipahami. Ketika Bunda bisa merespons kebutuhan anak dengan sabar dan empati, anak akan merasa lebih aman dan nyaman dalam mengenal dunia di sekitarnya.
Tugas Bunda adalah menjadi tempat pulang yang tenang, bukan sekadar pengatur aktivitas. Saat anak tahu bahwa Bunda mengerti mereka, tumbuh kembang emosional dan mentalnya akan berkembang dengan lebih sehat.

Artikel yang berkaitan