Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Bagi bunda muda yang baru memasuki dunia parenting, menyaksikan perkembangan bayi dari hari ke hari merupakan pengalaman yang penuh kebahagiaan. Setiap senyum, gerakan kecil, hingga usaha pertama bayi untuk berguling atau merangkak, adalah momen berharga yang menandai kemajuan tumbuh kembang si kecil.
Salah satu aspek penting dalam mendukung pertumbuhan tersebut adalah aktivitas fisik yang sesuai usia. Aktivitas ini bukan sekadar sarana hiburan, melainkan bagian penting dari proses pembentukan otot, perkembangan motorik, hingga stimulasi sensorik dan kognitif. Simak penjelasan selengkapnya bersama Bunda dan si Kecil!
Aktivitas fisik pada bayi berfungsi sebagai fondasi awal yang membentuk sistem otot, koordinasi gerak, serta kemampuan motorik halus dan kasar. Bayi yang aktif bergerak sejak dini memiliki peluang lebih besar untuk mencapai tonggak perkembangan (milestone) secara optimal.
Bayi disarankan untuk melakukan aktivitas fisik ringan setidaknya 30 menit per hari, dibagi ke dalam beberapa sesi singkat. Kegiatan ini membantu:
• Memperkuat otot leher, punggung, dan perut (core muscle),
• Mengembangkan keseimbangan dan koordinasi,
• Menstimulasi kemampuan sensorik dan respons terhadap lingkungan,
• Mempersiapkan tubuh untuk fase penting seperti duduk, merangkak, dan berjalan.
Aktivitas fisik pada bayi sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan perkembangan usianya. Berikut panduan tahapan aktivitas berdasarkan usia bayi:
Usia 3–4 Bulan: Stimulasi Genggaman
Pada usia ini, bayi mulai memperlihatkan kemampuan untuk menggenggam objek secara refleks. Bunda bisa memberikan mainan lembut, teether, atau benda yang aman untuk dipegang. Ini melatih kekuatan tangan dan koordinasi antara mata dan tangan. Waktu tummy time juga bisa ditingkatkan untuk memperkuat leher dan bahu.
Foto: Internet
Usia 4–6 Bulan: Berguling
Pada tahap ini, bayi belajar berguling dari posisi telentang ke tengkurap dan sebaliknya. Letakkan mainan berwarna mencolok di samping tubuh bayi untuk memicu gerakan memutar. Aktivitas ini melatih fleksibilitas, otot perut, dan kepercayaan diri si kecil untuk mulai berpindah posisi sendiri.
Foto: Internet
Usia 6 Bulan: Belajar Duduk
Bayi akan mulai menunjukkan kemampuan untuk duduk dengan atau tanpa bantuan. Ini adalah fase penting untuk memperkuat otot punggung, leher, dan perut. Gunakan bantal sebagai penyangga di sekitar bayi agar tetap aman. Bunda bisa memberikan mainan yang diletakkan di depan bayi untuk melatih keseimbangan saat duduk.
Foto: Internet
Usia 7–10 Bulan: Merangkak
Pada rentang usia ini, bayi mulai aktif merangkak untuk menjelajahi sekitarnya. Merangkak bukan hanya penting untuk kekuatan otot, tetapi juga untuk mengembangkan koordinasi antara sisi kanan dan kiri tubuh. Buatlah jalur eksplorasi sederhana di rumah, gunakan mainan sebagai motivasi untuk berpindah tempat.
Usia 9 Bulan: Merayap
Sebelum atau bersamaan dengan merangkak, sebagian bayi akan merayap dengan perut menempel ke lantai. Aktivitas ini membantu memperkuat otot core dan kemampuan navigasi dasar. Pastikan lantai aman dan bersih untuk mendukung aktivitas ini.
Foto: Internet
Usia 12 Bulan: Berdiri dan Belajar Berjalan
Menjelang usia satu tahun, sebagian besar bayi mulai belajar berdiri dan mengambil langkah pertama. Ini adalah puncak dari semua aktivitas fisik yang telah dilakukan sejak bayi baru lahir. Berikan dukungan penuh dengan membiarkan bayi berdiri sambil berpegangan, atau menuntun langkah kecilnya di ruang yang aman.
Foto: Internet
Untuk mendukung kegiatan fisik bayi secara optimal, berikut beberapa langkah praktis yang bisa bunda terapkan:
Gunakan Permukaan yang Aman dan Nyaman
Alas seperti karpet lembut, playmat, atau kasur tipis sangat cocok untuk mendukung gerakan bayi tanpa risiko cedera.
Libatkan Diri dalam Interaksi Positif
Tatap mata bayi, berbicara, bernyanyi, dan beri pujian ketika bayi mencoba bergerak. Ini mendorong motivasi dan rasa percaya dirinya.
Berikan Ruang untuk Bergerak Bebas
Jangan terlalu sering menempatkan bayi dalam box, ayunan, atau kursi bayi. Berikan waktu bermain bebas di lantai dengan pengawasan.
Jadikan Aktivitas Fisik Sebagai Rutinitas
Misalnya, lakukan tummy time setelah bangun tidur pagi dan sebelum mandi. Aktivitas ini akan terasa alami jika menjadi bagian dari rutinitas harian.
Konsultasi Jika Ada Kekhawatiran
Jika bunda merasa bayi belum mencapai milestone fisik sesuai usia, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter anak. Penanganan sejak dini bisa membantu tumbuh kembang lebih optimal.
Beberapa bunda bertanya-tanya apakah bayi yang suka mengayun-ayunkan kaki atau “loncat-loncat” saat digendong itu normal. Jawabannya: ya, aktivitas tersebut umum terjadi dan menandakan bayi sedang melatih refleks dan kekuatan ototnya. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
• Pastikan bayi dalam kondisi sehat, berat dan tinggi badan sesuai grafik pertumbuhan.
• Hindari penggunaan alat bantu lompat (baby jumper) secara berlebihan karena bisa membebani sendi dan tulang yang belum kuat.
• Selalu dampingi bayi saat bergerak aktif, terutama di tempat yang rawan benturan.
Aktivitas fisik bukan hanya untuk balita yang sudah bisa berjalan. Bahkan sejak usia 3 bulan, bayi sudah bisa dilatih untuk aktif bergerak. Aktivitas fisik adalah bentuk stimulasi penting yang mendukung perkembangan otot, koordinasi tubuh, hingga kesiapan mental untuk tahapan tumbuh kembang berikutnya. Dengan aktivitas yang rutin, aman, dan menyenangkan, bunda membantu si kecil tumbuh menjadi anak yang sehat, kuat, dan percaya diri dalam mengeksplorasi dunia di sekitarnya.