5 Waktu yang Harus Dihindari Saat Memarahi Anak: Panduan Parenting Positif untuk Ibu Muda
5 Waktu yang Harus Dihindari Saat Memarahi Anak: Panduan Parenting Positif untuk Ibu Muda

Menjadi seorang Bunda tidak hanya soal memberi makan, memandikan, atau menidurkan anak. Lebih dari itu, peran sebagai Bunda juga mencakup mendidik, membimbing, dan membentuk karakter si kecil agar tumbuh menjadi pribadi yang sehat secara fisik maupun emosional. Namun, dalam perjalanan pengasuhan, tidak jarang emosi ikut terlibat terutama saat anak berperilaku tidak sesuai harapan.

Setiap Bunda pasti pernah merasa lelah, kewalahan, dan akhirnya meluapkan amarah kepada anak. Namun, tahukah Bunda bahwa waktu saat kita memilih untuk memarahi anak sangat memengaruhi dampaknya terhadap kondisi psikologis mereka? Salah memilih waktu bisa membuat anak merasa tidak dicintai, malu, bahkan mengalami ketakutan berlebihan. Simak penjelasan selengkapnya bersama Bunda dan si Kecil!

Berikut ini adalah lima waktu yang sebaiknya dihindari saat ingin menegur atau memarahi anak, beserta penjelasan dan alternatif pendekatan yang lebih positif.

1. Saat Anak Baru Bangun Tidur
Waktu setelah bangun tidur adalah saat tubuh dan pikiran anak masih dalam fase transisi. Anak masih mengumpulkan kesadaran dan suasana hatinya belum stabil. Jika pada momen ini anak langsung dimarahi, mereka akan merasa kaget, bingung, bahkan bisa menjadi murung sepanjang hari. Teguran di pagi hari yang terlalu keras bisa merusak suasana hati dan membuat mereka enggan memulai aktivitas.
Lebih baik, bantu anak bangun dengan suasana hangat, pelukan, dan sapaan lembut. Jika ada hal yang perlu ditegur, tunda hingga anak benar-benar siap secara emosional.

cara menegur anak, parenting positif, waktu terbaik menasihati anak, marah anak saat makan, anak kehilangan percaya diri, memarahi anak yang benar, hubungan ibu dan anak, emosi dalam pengasuhan

Foto: Internet

2. Saat Anak Akan Pergi ke Sekolah
Waktu pagi sebelum berangkat sekolah sangat penting dalam membentuk kesiapan mental anak untuk belajar. Jika anak dimarahi sebelum berangkat, mereka bisa merasa tegang, cemas, atau kehilangan semangat belajar. Ini bisa mengganggu fokus dan mengurangi rasa percaya diri mereka di lingkungan sekolah.
Daripada marah, berikan pesan positif atau pujian kecil agar anak merasa diperhatikan dan didukung. Jika memang ada kesalahan yang perlu diperbaiki, bahaslah sepulang sekolah dengan cara yang lebih tenang.

3. Saat Anak Sedang Makan
Makan seharusnya menjadi momen relaksasi dan menyenangkan bagi anak. Jika anak dimarahi saat makan, bukan hanya nafsu makannya yang bisa hilang, tapi juga bisa menimbulkan trauma atau hubungan negatif dengan makanan. Selain itu, kondisi emosional yang tidak stabil saat makan dapat memengaruhi sistem pencernaan mereka.
Sebaiknya, biarkan anak menikmati makanannya terlebih dahulu. Setelah selesai, jika memang ada perilaku yang perlu dibahas, lakukan dengan tenang dan penuh pengertian.

cara menegur anak, parenting positif, waktu terbaik menasihati anak, marah anak saat makan, anak kehilangan percaya diri, memarahi anak yang benar, hubungan ibu dan anak, emosi dalam pengasuhan

Foto: Internet

4. Saat Anak Berada di Depan Umum
Menegur anak di depan orang lain, apalagi dengan nada tinggi, dapat sangat merusak harga diri dan rasa percaya diri anak. Anak bisa merasa malu, tidak dihargai, dan bahkan menyimpan rasa sakit hati yang mendalam. Perlakuan seperti ini bisa meninggalkan luka emosional yang bertahan lama.
Sebisa mungkin, tahan emosi ketika di tempat umum. Ajak anak menjauh dari keramaian dan bicara empat mata. Jelaskan dengan suara tenang dan bahasa yang mudah dimengerti, sehingga anak bisa menerima teguran tanpa merasa dipermalukan.

5. Saat Anak Akan Tidur
Menjelang tidur, anak membutuhkan ketenangan untuk dapat beristirahat dengan baik. Jika dimarahi pada saat ini, pikiran anak bisa dipenuhi oleh rasa takut, sedih, atau cemas. Ini dapat mengganggu kualitas tidurnya dan menyebabkan gangguan emosional yang terbawa hingga keesokan hari.
Lebih baik ciptakan rutinitas tidur yang menyenangkan, seperti membacakan cerita, memberikan pelukan, atau berbicara ringan mengenai hari mereka. Jika ada hal yang ingin Bunda sampaikan, tunggu sampai pagi hari atau saat yang lebih tepat.

Cara Menegur Anak dengan Bijak

Teguran bukan berarti harus dengan marah. Justru, teguran yang efektif adalah yang disampaikan dengan hati yang tenang, kalimat yang jelas, dan penuh empati. Berikut beberapa cara positif yang bisa Bunda terapkan:

  • Gunakan bahasa yang positif dan membangun, contohnya: “Bunda tahu kamu sedang kesal, tapi ada cara yang lebih baik untuk menyampaikan perasaan.”

  • Tahan diri saat emosi tinggi. Ambil napas dalam-dalam dan beri jeda sebelum berbicara.

  • Fokus pada solusi, bukan pada kesalahan. Ajak anak berpikir bersama tentang bagaimana cara memperbaiki perilakunya.

  • Berikan pelukan setelah menegur. Ini menunjukkan bahwa cinta Bunda tetap ada, meskipun sedang menegur kesalahan mereka.

  • Ajak anak bicara tentang perasaannya. Ini mengajarkan mereka untuk terbuka dan memahami bahwa emosi boleh diungkapkan dengan cara yang sehat.

cara menegur anak, parenting positif, waktu terbaik menasihati anak, marah anak saat makan, anak kehilangan percaya diri, memarahi anak yang benar, hubungan ibu dan anak, emosi dalam pengasuhan

Foto: Internet

Penutup: Disiplin yang Mendidik, Bukan Menyakiti

Dalam perjalanan menjadi Bunda, wajar jika sesekali merasa kehilangan kesabaran. Namun, penting bagi kita untuk belajar memilih waktu dan cara yang tepat saat memberikan teguran. Menghindari lima waktu sensitif di atas bukan berarti mengabaikan kesalahan anak, melainkan menunjukkan bahwa kita mampu mengelola emosi dan menyampaikan pesan dengan penuh kasih. Ingat, anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat dan dengar. Sikap lembut dan bijak dari Bunda dalam menegur akan menjadi teladan bagi mereka dalam mengelola emosi dan membentuk karakter. Pengasuhan bukan soal siapa yang paling tegas, tapi siapa yang paling sabar dan konsisten. Yuk, jadikan momen menegur sebagai kesempatan untuk membangun, bukan meruntuhkan. Bunda bisa menjadi tempat aman dan nyaman bagi anak untuk belajar tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dan penuh empati.

Artikel yang berkaitan