Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Masa kehamilan dan hari-hari awal kelahiran si kecil adalah periode penuh perubahan, emosi, dan pembelajaran. Bagi banyak Bunda muda, perjalanan ini sering kali terasa mendebarkan sekaligus membingungkan. Tidak sedikit yang menghadapi pertanyaan atau kekhawatiran baru setiap hari, mulai dari perkembangan janin, kesehatan bayi baru lahir, hingga pola pengasuhan awal.
Untuk membantu Bunda merasa lebih siap dan tenang, berikut adalah panduan praktis berisi fakta-fakta penting yang wajib diketahui seputar kehamilan dan bayi baru lahir. Semua informasi ini dapat menjadi bekal dalam menjalani peran sebagai Bunda dengan percaya diri. Simak penjelasan selengkapnya bersama Bunda dan si Kecil!
1. Skor APGAR: Penilaian Awal Kondisi Fisik Bayi
Setelah bayi lahir, tim medis akan melakukan penilaian kondisi awal melalui metode APGAR. Penilaian ini dilakukan dalam 1 menit dan 5 menit setelah kelahiran, dengan mengevaluasi lima aspek:
Appearance (warna kulit)
Pulse (detak jantung)
Grimace (respons terhadap rangsangan)
Activity (tonus otot)
Respiration (pernapasan)
Setiap aspek diberi nilai dari 0 hingga 2. Total skor 7–10 menunjukkan kondisi bayi yang sehat. Jika nilainya lebih rendah, artinya bayi membutuhkan pemantauan atau bantuan medis lebih lanjut. Bunda tidak perlu panik, karena skor APGAR bukan penilaian jangka panjang, melainkan indikator awal untuk memastikan bayi mendapatkan penanganan yang sesuai.
Foto: Internet
2. Posisi Gendong M-Shape: Dukungan untuk Panggul Bayi
Banyak Bunda baru bertanya tentang cara menggendong yang benar. Posisi M-Shape atau posisi katak, di mana lutut bayi lebih tinggi dari bokong dan membentuk huruf “M”, adalah posisi yang direkomendasikan oleh banyak dokter anak.
Posisi ini sesuai dengan postur alami bayi dan mendukung perkembangan sendi panggul yang masih lunak. Sebaliknya, menggendong dengan posisi kaki lurus atau menggantung dapat meningkatkan risiko displasia panggul, yaitu gangguan pada sendi panggul yang bisa memengaruhi kemampuan berjalan anak kelak.
3. Warna Favorit Bayi Baru Lahir: Hitam Putih, Bukan Pelangi
Pada saat baru lahir, sistem penglihatan bayi masih sangat terbatas. Mereka hanya bisa melihat dengan fokus pada jarak 20–30 cm dan lebih responsif terhadap warna kontras tinggi, seperti hitam dan putih.
Mainan berwarna kontras atau gambar pola sederhana seperti garis hitam-putih akan lebih mudah dikenali bayi dan merangsang perkembangan visualnya. Seiring waktu, bayi akan mulai mengenali warna lain seperti merah dan kuning pada usia 2–3 bulan, lalu berkembang hingga mampu membedakan warna-warna primer di usia 4 bulan ke atas.
4. Napas Cepat pada Bayi: Umumnya Masih Normal
Bunda mungkin panik saat melihat bayi bernapas lebih cepat dibanding orang dewasa. Namun, laju napas bayi baru lahir sekitar 30–60 kali per menit dalam kondisi tenang masih tergolong normal.
Ini disebabkan oleh ukuran paru-paru yang kecil dan otot pernapasan yang belum kuat. Bayi juga bernapas melalui hidung, bukan mulut. Selama bayi tidak tampak sesak, tidak membiru, dan tetap aktif serta menyusu dengan baik, Bunda tidak perlu khawatir. Namun, jika ada tanda-tanda seperti napas tersengal, suara mengi, atau bibir membiru, segera konsultasikan ke dokter.
5. Mata Juling pada Bayi: Wajar Hingga Usia 4 Bulan
Melihat mata bayi tampak juling atau tidak sejajar bisa membuat Bunda cemas. Padahal, pada usia 0–4 bulan, koordinasi otot mata bayi masih berkembang, sehingga kondisi ini sering dianggap normal.
Jika setelah usia 4 bulan mata bayi masih tampak tidak sinkron atau terlihat selalu mengarah ke satu sisi, maka perlu dilakukan pemeriksaan oleh dokter spesialis mata anak. Penanganan sejak dini akan membantu mencegah gangguan penglihatan seperti amblyopia (mata malas).
Foto: Internet
6. Janin Bisa Terkejut oleh Suara Keras
Mulai usia 16 minggu, janin dalam kandungan sudah mulai mengembangkan kemampuan pendengaran. Pada minggu ke-24, ia sudah mampu mendeteksi dan merespons suara dari luar, termasuk suara detak jantung Bunda, aliran darah, dan suara di lingkungan sekitar.
Suara keras seperti klakson, petir, atau musik dengan volume tinggi dapat mengejutkan janin. Terkadang ini memicu gerakan mendadak atau peningkatan detak jantung janin. Oleh karena itu, Bunda disarankan untuk menciptakan suasana tenang selama hamil dan menghindari paparan suara bising secara terus-menerus.
7. Suara Lembut dan Musik Positif untuk Janin
Selain menghindari suara keras, Bunda juga dianjurkan menstimulasi janin dengan suara yang positif, seperti membacakan cerita, menyanyikan lagu lembut, atau memperdengarkan musik klasik.
Stimulasi ini tidak hanya membantu perkembangan otak janin, tetapi juga membangun ikatan emosional yang kuat antara Bunda dan bayi. Bahkan setelah lahir, bayi lebih mudah mengenali suara Bunda dan merasa lebih tenang saat mendengarnya.
Foto: Internet
Kesimpulan: Siapkan Diri, Sayangi Diri, dan Dukung Perkembangan Si Kecil
Menjadi Bunda bukan hanya soal merawat bayi, tetapi juga memahami bagaimana tubuh dan psikologi mereka berkembang sejak dalam kandungan. Dengan mengetahui fakta-fakta penting seperti skor APGAR, posisi gendong yang benar, hingga stimulasi suara, Bunda dapat memberikan dukungan optimal bagi tumbuh kembang si kecil.
Selalu ingat bahwa setiap anak berkembang dengan cara unik. Teruslah belajar, bertanya kepada tenaga kesehatan, dan berbagi dengan sesama Bunda. Dengan bekal informasi yang tepat, Bunda akan merasa lebih percaya diri dalam menjalani masa kehamilan dan membesarkan anak.