Apa Itu Hamil Lewat Bulan? Penyebab, Risiko, dan Gejalanya
Apa Itu Hamil Lewat Bulan? Penyebab, Risiko, dan Gejalanya

Kehamilan normal berlangsung antara 39 hingga 41 minggu. Namun, dalam beberapa kasus, ada ibu hamil yang masih belum melahirkan hingga melewati usia 42 minggu, kondisi ini dikenal sebagai hamil lewat bulan atau post-term pregnancy. Hamil lewat bulan bisa terjadi secara alami atau disebabkan oleh beberapa faktor tertentu. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat meningkatkan risiko komplikasi bagi ibu dan bayi. Oleh karena itu, penting untuk memahami penyebab, risiko, serta gejala kehamilan lewat bulan agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat. Yuk, simak penjelasannya bersama Bunda dan si Kecil!

Apa Itu Hamil Lewat Bulan?

Hamil lewat bulan adalah kondisi ketika usia kehamilan telah melewati 42 minggu, sementara rata-rata kehamilan normal berlangsung antara 39 hingga 41 minggu. Kondisi ini bisa disebabkan oleh faktor genetik, hormon, atau perhitungan usia kehamilan yang kurang akurat.

Kehamilan post-term cukup jarang terjadi. Menurut penelitian, sekitar 5-10% wanita hamil mengalami kehamilan yang melewati 42 minggu. Oleh karena itu, dokter akan melakukan pemantauan ketat jika kehamilan sudah mendekati akhir trimester ketiga.

Penyebab Hamil Lewat Bulan

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan ibu mengalami kehamilan post-term antara lain:

1. Kesalahan Perhitungan Usia Kehamilan

  • Jika hari pertama haid terakhir (HPHT) tidak dicatat dengan akurat, perhitungan usia kehamilan bisa meleset.
  • Siklus menstruasi yang tidak teratur juga bisa menyebabkan perbedaan dalam menentukan usia kehamilan.

hamil lewat bulan, post-term pregnancy, penyebab kehamilan lewat bulan, risiko kehamilan post-term, induksi persalinan, Bunda, si Kecil

Foto : Internet

2. Faktor Genetik

  • Riwayat keluarga yang memiliki kecenderungan kehamilan post-term bisa meningkatkan kemungkinan ibu hamil mengalami hal yang sama.

3. Hormon yang Memengaruhi Proses Persalinan

  • Beberapa wanita memiliki kadar hormon tertentu yang lebih rendah, yang dapat memperlambat proses pematangan serviks dan persalinan spontan.

4. Kehamilan Pertama

  • Wanita yang baru pertama kali hamil lebih berisiko mengalami kehamilan post-term dibandingkan dengan yang pernah melahirkan sebelumnya.

Apakah Hamil Lewat Bulan Berbahaya?

Kehamilan yang melewati waktu normal berisiko menimbulkan berbagai komplikasi bagi ibu dan janin, seperti:

1. Plasenta yang Tidak Berfungsi Optimal

  • Seiring bertambahnya usia kehamilan, plasenta mulai menurun fungsinya dalam menyuplai oksigen dan nutrisi ke janin.
  • Hal ini dapat menyebabkan janin mengalami stres dalam kandungan.

2. Berkurangnya Cairan Ketuban

  • Volume cairan ketuban yang berkurang dapat menyebabkan janin mengalami kesulitan bergerak.
  • Kondisi ini juga meningkatkan risiko tali pusar terjepit, yang dapat menghambat aliran oksigen ke janin.

3. Risiko Persalinan Sulit

  • Janin yang semakin besar (makrosomia) dapat meningkatkan risiko persalinan lama dan sulit.
  • Kondisi ini juga meningkatkan kemungkinan persalinan dengan tindakan medis seperti induksi atau operasi caesar.

hamil lewat bulan, post-term pregnancy, penyebab kehamilan lewat bulan, risiko kehamilan post-term, induksi persalinan, Bunda, si Kecil

Foto : Internet

4. Keracunan Mekonium

  • Jika janin buang air besar dalam kandungan, cairan ketuban bisa terkontaminasi dengan mekonium (kotoran pertama bayi).
  • Jika bayi menghirup cairan ketuban yang terkontaminasi mekonium, ia berisiko mengalami gangguan pernapasan saat lahir.

5. Risiko Cedera Saat Persalinan

  • Bayi yang lahir dengan berat badan berlebih berisiko mengalami cedera seperti bahu terjepit saat melewati jalan lahir.
  • Hal ini juga dapat meningkatkan risiko trauma lahir bagi ibu.

Gejala Hamil Lewat Bulan

Jika ibu mengalami kehamilan yang lewat bulan, beberapa tanda yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Berkurangnya Gerakan Janin – Aktivitas janin menjadi lebih sedikit karena keterbatasan ruang di dalam rahim.
  • Berkurangnya Cairan Ketuban – Ibu mungkin merasakan perut lebih kencang atau dokter menemukan volume cairan ketuban yang menurun saat pemeriksaan USG.
  • Cairan Ketuban Terkontaminasi Kotoran Janin (Mekonium) – Ditandai dengan air ketuban yang berwarna hijau kecoklatan saat ketuban pecah.

Penanganan Hamil Lewat Bulan

Jika ibu mengalami kehamilan post-term, dokter akan melakukan beberapa langkah berikut:

1. Monitoring Ketat

  • Pemeriksaan USG dan tes NST (Non-Stress Test) dilakukan untuk memantau kesehatan janin.
  • Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi detak jantung janin dan apakah ia menerima oksigen yang cukup.

2. Induksi Persalinan

  • Jika plasenta sudah tidak bekerja optimal atau cairan ketuban berkurang, dokter mungkin akan menyarankan induksi persalinan.
  • Induksi dilakukan dengan memberikan obat atau metode lain untuk merangsang kontraksi rahim.

3. Operasi Caesar Jika Diperlukan

  • Jika janin terlalu besar atau mengalami stres dalam kandungan, dokter dapat merekomendasikan persalinan caesar untuk keselamatan Bunda dan si Kecil.

Tips Mencegah Hamil Lewat Bulan

Meskipun tidak semua kehamilan post-term dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk membantu memastikan persalinan terjadi tepat waktu:

  • Rutin Periksa Kehamilan – Konsultasi dengan dokter secara rutin untuk memastikan perkembangan janin normal.

hamil lewat bulan, post-term pregnancy, penyebab kehamilan lewat bulan, risiko kehamilan post-term, induksi persalinan, Bunda, si Kecil

Foto : Internet

  • Ketahui Usia Kehamilan dengan Akurat – Gunakan USG trimester pertama untuk membantu menentukan perkiraan hari persalinan yang lebih akurat.
  • Jaga Pola Hidup Sehat – Konsumsi makanan bergizi, cukup istirahat, dan lakukan olahraga ringan seperti jalan kaki atau yoga kehamilan.
  • Stimulasi Persalinan Secara Alami – Beberapa metode seperti berjalan kaki, hubungan intim (jika diperbolehkan oleh dokter), atau stimulasi puting dapat membantu merangsang kontraksi alami.

Kesimpulan

Hamil lewat bulan adalah kondisi ketika kehamilan melebihi 42 minggu, yang dapat meningkatkan risiko komplikasi seperti berkurangnya cairan ketuban, stres janin, dan persalinan sulit. Oleh karena itu, ibu hamil yang sudah melewati 40 minggu harus rutin memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan kondisi janin tetap sehat. Jika ditemukan tanda-tanda bahaya, dokter akan memberikan tindakan medis yang sesuai, seperti induksi atau operasi caesar, demi keselamatan ibu dan bayi.

 

 

Artikel yang berkaitan