Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Sebagai Bunda, terutama bagi Bunda yang sedang menjalani masa-masa awal membesarkan anak, pilihan makanan sehari-hari menjadi salah satu pertimbangan utama. Setiap suapan yang masuk ke mulut si kecil diharapkan mampu mendukung tumbuh kembangnya secara optimal. Namun, tak jarang mitos atau informasi yang belum jelas kebenarannya membuat Bunda ragu dalam memilih bahan makanan, termasuk kuning telur.
Selama bertahun-tahun, kuning telur sering kali dianggap berbahaya karena kandungan kolesterolnya. Akibatnya, banyak Bunda memilih memberikan hanya putih telur kepada anak, dan menghindari kuning telur sepenuhnya. Padahal, dari sudut pandang gizi, kuning telur justru menyimpan nutrisi penting yang sangat dibutuhkan anak dalam masa pertumbuhan. Simak penjelasan selengkapnya bersama Bunda dan si Kecil!
Jika putih telur dikenal sebagai sumber protein, maka bagian kuningnya adalah gudang berbagai vitamin dan mineral penting. Berikut ini adalah kandungan nutrisi utama yang terdapat dalam kuning telur:
• Omega-3 (DHA dan EPA): Penting untuk perkembangan otak, sistem saraf, dan fungsi kognitif anak.
• Vitamin A, D, E, dan K: Mendukung kesehatan mata, kekebalan tubuh, tulang, dan kulit.
• Vitamin B Kompleks (B1, B5, B6, B12, Folat): Membantu produksi energi dan mendukung kerja sistem saraf.
• Mineral (Zat Besi, Kalsium, Fosfor, Tembaga, Zinc, Mangan, Selenium): Berperan dalam pembentukan darah, sistem imun, dan metabolisme tubuh.
• Kolin: Nutrien penting untuk daya ingat dan kesehatan otak, yang sangat vital bagi anak dalam masa belajar dan eksplorasi.
Seluruh komponen tersebut secara alami terkonsentrasi dalam kuning telur, menjadikannya superfood alami yang mudah didapat dan diolah.
Foto: Internet
Memang benar bahwa satu butir kuning telur mengandung sekitar 275 mg kolesterol, namun konteks inilah yang penting untuk dipahami. Kolesterol dalam makanan tidak selalu secara langsung meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah.
Bahkan, berbagai studi menunjukkan bahwa konsumsi telur utuh secara moderat tidak meningkatkan risiko penyakit jantung pada orang sehat. Tubuh manusia memiliki mekanisme alami yang menyesuaikan produksi kolesterol internal tergantung pada asupan dari luar. Selain itu, kuning telur juga mengandung HDL (kolesterol baik) yang justru membantu menjaga keseimbangan kadar kolesterol dalam tubuh.
Jadi, bagi anak-anak yang sehat dan aktif, konsumsi telur setiap hari masih termasuk aman, selama diolah dengan benar dan menjadi bagian dari pola makan yang seimbang.
Foto: Internet
Masalah gizi dari telur bukan terletak pada bahan dasarnya, melainkan cara pengolahannya. Menggoreng telur dengan minyak berlebihan, terutama minyak jenuh atau minyak trans, justru yang lebih berbahaya bagi kesehatan.
Berikut beberapa cara sehat mengolah telur yang bisa Bunda terapkan:
• Direbus: Cara paling sehat dan mempertahankan nutrisi alami telur.
• Didadar dengan sedikit minyak zaitun atau minyak kelapa: Hindari penggunaan margarin atau minyak goreng berulang.
• Orak-arik (scrambled) dengan sedikit mentega tawar: Bisa ditambahkan sayuran cincang sebagai pelengkap nutrisi.
• Campuran dalam bubur atau nasi tim: Cocok untuk anak yang sedang dalam masa MPASI, teksturnya lembut dan mudah dicerna.
Foto: Internet
Kuning telur bukan sekadar sumber energi. Lebih dari itu, ia mendukung berbagai fungsi vital dalam tumbuh kembang anak:
• Meningkatkan daya ingat dan konsentrasi berkat kandungan kolin dan vitamin B kompleks.
• Mendukung perkembangan otak dan sistem saraf dengan asupan omega-3 yang cukup.
• Meningkatkan kekebalan tubuh melalui kontribusi vitamin A, D, dan selenium.
• Mudah dicerna dan fleksibel disajikan, sehingga cocok untuk anak-anak yang sedang belajar makan makanan padat.
Untuk anak yang sedang dalam masa belajar bicara, mengembangkan kemampuan motorik, dan aktif bergerak, kebutuhan akan nutrisi otak dan tubuh sangat besar. Kuning telur bisa menjadi bagian penting dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
• Perkenalkan secara bertahap, terutama bagi anak di bawah 1 tahun. Lihat apakah ada reaksi alergi atau ketidakcocokan.
• Utamakan telur matang. Hindari pemberian telur mentah atau setengah matang karena berisiko membawa bakteri seperti Salmonella.
• Variasikan menu agar anak tidak bosan dan bisa mengenal beragam rasa.
• Gunakan telur dari sumber terpercaya, seperti telur organik atau telur ayam kampung, untuk memastikan kualitasnya.
Foto: Internet
Kuning telur bukanlah bahan makanan yang harus dihindari. Justru, ia merupakan salah satu sumber nutrisi terbaik yang sangat diperlukan anak-anak dalam masa pertumbuhan. Dengan gizi yang lengkap dan mudah diserap tubuh, kuning telur bisa menjadi bagian dari menu harian yang mendukung kecerdasan, energi, dan kesehatan anak.
Selama pengolahannya tepat dan porsinya sesuai, tidak ada alasan untuk menghindari kuning telur. Jadi, mulai hari ini, Bunda bisa lebih percaya diri menyajikan telur utuh sebagai bagian dari pola makan sehat keluarga.