Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Melihat si kecil mulai berbicara adalah momen yang sangat dinantikan oleh setiap Bunda. Kata pertama seperti “Mama” atau “Papa” selalu terasa istimewa. Namun, perlu dipahami bahwa kemampuan bicara bukan sekadar berbicara lancar, melainkan juga mencakup kemampuan memahami, merespons, dan berinteraksi secara sosial. Tidak semua anak berkembang dalam kecepatan yang sama, tetapi ada beberapa tanda keterlambatan bicara yang sebaiknya tidak diabaikan.
Keterlambatan bicara bisa menjadi tanda awal gangguan tumbuh kembang yang lebih serius, seperti gangguan pendengaran, gangguan neurologis, atau bahkan spektrum autisme. Maka dari itu, Bunda perlu mengenali tanda-tanda awal atau red flag dalam perkembangan bicara anak agar bisa segera mengambil langkah yang tepat. Simak penjelasan lengkapnya bersama Bunda dan si Kecil!
Red flag atau “tanda merah” adalah sinyal peringatan yang menunjukkan adanya sesuatu yang tidak berjalan normal dalam proses tumbuh kembang anak. Dalam konteks perkembangan bicara, red flag mengacu pada kondisi ketika anak tidak mencapai tonggak perkembangan yang sesuai usianya, baik dalam kemampuan berbicara, memahami bahasa, maupun berinteraksi secara verbal dan non-verbal.
Red flag bukan berarti anak pasti mengalami gangguan berat, tetapi menjadi sinyal penting agar Bunda segera berkonsultasi dengan tenaga medis atau ahli tumbuh kembang.
Berikut ini adalah tiga kelompok usia penting yang perlu Bunda perhatikan, lengkap dengan tanda red flag pada masing-masing tahap:
Pada usia ini, bayi seharusnya sudah mulai menunjukkan minat terhadap komunikasi. Ia mulai merespons suara, tertawa, dan mencoba mengeluarkan suara seperti gumaman atau babbling (misalnya “ba-ba”, “da-da”).
Red Flag jika anak:
Tidak tertawa sama sekali
Tidak menunjukkan ketertarikan terhadap suara
Tidak melakukan babbling
Tidak menunjukkan gestur menunjuk atau meraih
Foto: Internet
Jika bayi tampak sangat pasif atau tidak memberi respons terhadap suara di sekitarnya, ini bisa menjadi indikasi awal adanya gangguan, termasuk kemungkinan gangguan pendengaran.
Anak pada usia ini umumnya mulai dapat memahami perintah sederhana, mengenali nama-nama benda, dan mulai mengucapkan beberapa kata bermakna. Ini adalah masa transisi dari komunikasi non-verbal ke verbal.
Red Flag jika anak:
Tidak merespons ketika dipanggil atau diajak interaksi
Tidak bisa mengikuti perintah sederhana seperti “ayo duduk” atau “ambil bola”
Tidak menunjukkan minat untuk berkomunikasi, baik dengan kata maupun isyarat
Keterlambatan pada tahap ini menunjukkan perlunya evaluasi lebih lanjut untuk menyingkirkan kemungkinan gangguan pemrosesan bahasa atau stimulasi lingkungan yang kurang.
Di usia ini, kemampuan bahasa anak seharusnya sudah berkembang lebih aktif. Anak mulai menggabungkan dua kata menjadi kalimat sederhana seperti “mau susu” atau “ambil bola”.
Red Flag jika anak:
Hanya memiliki kosakata kurang dari 50 kata
Tidak bisa menyusun dua kata menjadi kalimat
Tidak tertarik berinteraksi sosial atau bermain bersama
Jarang menggunakan kata untuk mengekspresikan kebutuhan atau keinginannya
Jika anak menunjukkan tanda-tanda ini, sangat penting untuk segera berkonsultasi ke dokter anak atau terapis wicara.
Keterlambatan bicara bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:
Gangguan pendengaran
Spektrum autisme (ASD)
Gangguan neurologis
Lingkungan yang minim stimulasi verbal
Jika tidak ditangani sejak dini, keterlambatan bicara bisa menyebabkan anak mengalami:
Kesulitan belajar di kemudian hari
Gangguan perilaku karena frustrasi tidak bisa mengekspresikan diri
Hambatan dalam bersosialisasi
Penurunan rasa percaya diri
Foto: Internet
Semakin awal keterlambatan bicara dideteksi, semakin besar pula peluang anak untuk mendapatkan dukungan yang tepat, baik melalui terapi wicara, stimulasi rumah, maupun perbaikan lingkungan komunikasi.
Berikut adalah langkah-langkah yang bisa Bunda ambil jika mencurigai adanya keterlambatan bicara pada anak:
Segera Konsultasikan ke Dokter Anak atau Terapis Wicara
Jangan menunggu hingga anak mencapai usia tertentu dengan harapan kemampuan bicaranya akan berkembang sendiri. Evaluasi awal dapat membantu menentukan langkah yang tepat, termasuk pemeriksaan pendengaran dan observasi perilaku anak.
Pantau dan Catat Perkembangan Bicara Anak
Bunda bisa mencatat berapa banyak kata yang anak kuasai, bagaimana ia merespons saat diajak bicara, dan seberapa sering ia menggunakan bahasa atau isyarat untuk berkomunikasi.
Ciptakan Lingkungan yang Mendukung Komunikasi
Sering ajak anak berbicara meski ia belum menjawab
Bacakan buku bergambar dengan suara dan ekspresi
Bernyanyi bersama dan bermain permainan interaktif
Banyak mitos beredar seputar anak yang terlambat bicara. Berikut dua di antaranya yang perlu Bunda waspadai:
“Anak laki-laki memang lebih lambat bicara dari anak perempuan.”
Meskipun perbedaan kecil bisa terjadi, ini bukan alasan untuk menunda evaluasi. Setiap anak perlu diobservasi berdasarkan tonggak perkembangan, bukan jenis kelamin.
“Nanti juga bisa sendiri.”
Memang benar beberapa anak akan berkembang tanpa bantuan. Tapi, jika sudah ada tanda red flag, sebaiknya tidak menunggu terlalu lama.
Foto: Internet
Bunda dan Ayah adalah pengamat terbaik tumbuh kembang anak. Jika ada sesuatu yang terasa “berbeda” atau mengganggu hati, jangan abaikan. Percayalah pada naluri Bunda dan segera cari bantuan profesional jika diperlukan.
Keterlambatan bicara bukan akhir dari segalanya, tetapi bisa menjadi awal dari langkah penting dalam memberikan dukungan yang tepat bagi si kecil. Komunikasi adalah fondasi penting dalam kehidupan anak. Maka dari itu, jangan tunda jika Bunda menemukan tanda-tandanya.