Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Pertumbuhan optimal pada anak bukan hanya berkaitan dengan faktor genetik, tetapi juga dipengaruhi oleh asupan gizi, kebiasaan menyusui, lingkungan, serta perawatan sehari-hari. Salah satu kondisi yang harus diwaspadai oleh bunda adalah gagal tumbuh atau dikenal juga dengan istilah failure to thrive. Kondisi ini terjadi ketika anak tidak mengalami pertambahan berat dan tinggi badan sesuai dengan usianya.
Gagal tumbuh bisa disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi, gangguan kesehatan tertentu, hingga stimulasi yang kurang dari lingkungan sekitar. Oleh karena itu, sangat penting bagi bunda untuk memahami cara mencegah kondisi ini agar si kecil dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Simak penjelasan lengkapnya bersama Bunda dan si Kecil.
Langkah pertama yang sangat penting dilakukan adalah Inisiasi Menyusu Dini atau IMD. Proses ini dilakukan segera setelah bayi lahir, di mana bayi diletakkan di dada bunda untuk melakukan kontak kulit dan secara alami mencari puting untuk menyusu.
IMD memiliki banyak manfaat, antara lain mempercepat keluarnya kolostrum, yaitu cairan ASI pertama yang sangat kaya nutrisi dan antibodi. Kolostrum membantu membangun sistem imun bayi dan memberikan perlindungan dari berbagai infeksi.
Foto: Internet
Cara mendukung keberhasilan IMD:
Lakukan kontak kulit antara bunda dan bayi dalam satu jam pertama setelah persalinan.
Biarkan bayi menyusu secara alami tanpa paksaan.
Minta dukungan dari tim medis di rumah sakit agar proses IMD berjalan lancar.
Menyusui eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi adalah langkah utama dalam memastikan kebutuhan nutrisi dasar terpenuhi. Air Susu Ibu mengandung semua komponen gizi yang dibutuhkan bayi, seperti protein, lemak, vitamin, mineral, dan antibodi alami yang penting untuk perkembangan dan kekebalan tubuh bayi.
Manfaat menyusui eksklusif antara lain:
Menurunkan risiko infeksi saluran pernapasan dan pencernaan.
Mendukung perkembangan otak dan sistem saraf bayi.
Membantu menciptakan ikatan emosional yang kuat antara bunda dan anak.
Jika memungkinkan, lanjutkan pemberian ASI hingga usia dua tahun sambil tetap memberikan makanan pendamping yang bergizi.
Memasuki usia 6 bulan, ASI saja tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi bayi. Oleh karena itu, pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) sangat penting dan harus mengandung nutrisi penting yang mendukung pertumbuhan.
Nutrisi penting dalam MPASI yang harus diperhatikan:
Zat besi: membantu produksi sel darah merah dan mencegah anemia. Contoh sumber: hati ayam, daging sapi, bayam.
Zinc (seng): berperan dalam pembentukan enzim dan fungsi imun. Contoh sumber: ikan, telur, daging.
Vitamin A: penting untuk kesehatan mata dan daya tahan tubuh. Contoh sumber: wortel, labu kuning, ubi jalar.
Iodin: mendukung fungsi tiroid dan perkembangan otak. Contoh sumber: ikan laut, garam beryodium.
Foto: Internet
Selain itu, usahakan MPASI mengandung karbohidrat kompleks, protein hewani, dan lemak sehat.
Selain kualitas dan kandungan nutrisi, tekstur makanan juga memegang peranan penting dalam proses makan anak. Pemberian tekstur yang tepat akan membantu anak belajar mengunyah, mengenali rasa, serta mencegah masalah makan di masa depan.
Panduan tekstur MPASI sesuai usia:
Usia 6 bulan: MPASI halus seperti bubur saring atau puree.
Usia 7–9 bulan: Makanan dengan tekstur lebih kasar seperti bubur tim atau makanan lumat.
Usia 9–12 bulan: Makanan cincang lembut atau finger food.
Usia 12 bulan ke atas: Anak sudah mulai bisa makan makanan keluarga dengan sedikit modifikasi.
Jangan ragu memperkenalkan berbagai jenis makanan, rasa, dan warna untuk meningkatkan nafsu makan dan keterampilan makan anak.
Langkah terakhir namun tak kalah penting adalah memantau pertumbuhan anak secara berkala. Timbang berat badan dan ukur panjang atau tinggi badan minimal satu kali setiap bulan, terutama di dua tahun pertama kehidupan.
Gunakan kurva pertumbuhan dari WHO sebagai acuan untuk menilai apakah pertumbuhan anak berada pada jalur yang normal. Jangan hanya berpatokan pada bentuk tubuh anak, karena berat badan yang ideal tidak selalu terlihat dari penampilan fisik semata.
Tanda-tanda anak mungkin mengalami gagal tumbuh:
Berat badan tidak bertambah atau menurun selama dua bulan berturut-turut.
Anak tampak lebih kecil atau pendek dibanding teman seusianya.
Anak terlihat lesu, kurang aktif, dan memiliki nafsu makan yang buruk.
Terjadi keterlambatan perkembangan motorik atau bicara.
Jika ditemukan tanda-tanda tersebut, segera konsultasikan ke dokter anak atau tenaga kesehatan untuk evaluasi dan penanganan lebih lanjut.
Mencegah gagal tumbuh tidak hanya bergantung pada satu aspek, tetapi merupakan kombinasi dari berbagai langkah yang saling mendukung. Mulai dari IMD, menyusui eksklusif, pemberian MPASI kaya nutrisi, peningkatan tekstur makanan, hingga pemantauan pertumbuhan secara berkala. Dengan kesadaran dan dukungan yang konsisten dari bunda dan keluarga, anak dapat tumbuh sehat, kuat, dan sesuai dengan potensi maksimalnya. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan jika ada kekhawatiran mengenai tumbuh kembang si kecil.