Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Sebagai Bunda, tentu Bunda ingin memastikan anak-anak tumbuh di lingkungan yang aman, sehat, dan mendukung tumbuh kembang optimal. Namun, tahukah Bunda bahwa beberapa jenis binatang yang sering dijumpai di sekitar rumah ternyata bisa membawa bahaya jika disentuh atau dipegang oleh anak-anak?
Anak-anak yang sedang aktif-aktifnya bermain memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Mereka sering kali tertarik untuk memegang binatang yang menurut mereka lucu atau unik, tanpa mengetahui potensi bahaya yang tersembunyi. Padahal, beberapa binatang bisa membawa bakteri, menyebabkan iritasi kulit, atau bahkan memicu reaksi alergi yang serius.
Berikut ini adalah lima jenis binatang yang sebaiknya tidak disentuh oleh anak-anak karena berpotensi membahayakan kesehatan mereka. Yuk, Bunda simak penjelasan selengkapnya bersama Bunda dan si Kecil!
Kucing dan anjing memang merupakan hewan peliharaan yang banyak disukai. Namun, bila Bunda melihat hewan peliharaan yang memiliki bulu botak, terutama bila bentuknya melingkar atau tampak tidak sehat, sebaiknya jauhkan dari anak-anak.
Binatang seperti ini kemungkinan besar mengalami infeksi jamur, salah satunya adalah tinea atau kurap. Jamur jenis ini dapat menular ke manusia hanya melalui sentuhan, dan anak-anak lebih rentan terinfeksi karena sistem kekebalan tubuh mereka belum sekuat orang dewasa.
Ciri-ciri hewan yang mungkin terinfeksi jamur:
Bulu rontok membentuk pola lingkaran
Kulit tampak kemerahan atau bersisik
Hewan sering menggaruk atau menjilati area tertentu
Langkah pencegahan:
Ajak anak mencuci tangan setelah bermain dengan hewan
Rutin membawa hewan peliharaan ke dokter hewan
Jangan izinkan anak bermain dengan hewan liar atau yang terlihat sakit
Foto: Internet
Cicak sering dijumpai di dinding rumah dan dianggap tidak berbahaya. Namun, kenyataannya cicak bisa membawa bakteri berbahaya seperti Salmonella dan E. Coli. Bila kotoran cicak jatuh ke makanan, alat makan, atau tangan anak, maka risiko infeksi saluran pencernaan akan meningkat.
Dampak yang dapat terjadi:
Diare
Mual atau muntah
Infeksi usus
Tindakan yang dapat dilakukan:
Ajarkan anak untuk tidak menyentuh cicak
Rutin membersihkan rumah, terutama dapur dan kamar anak
Pastikan makanan selalu tertutup rapat agar tidak terkena kotoran cicak
Foto: Internet
Semut api memiliki ukuran kecil namun efek yang ditimbulkan dari gigitannya bisa cukup serius. Semut ini mengandung racun yang bisa menyebabkan reaksi alergi mulai dari kemerahan ringan hingga anafilaksis pada anak yang sensitif.
Tanda-tanda gigitan semut api:
Rasa panas atau terbakar
Munculnya benjolan atau lepuh
Gatal hebat dan bengkak
Pencegahan:
Jangan biarkan anak bermain tanpa alas kaki di tanah terbuka
Bersihkan area taman secara rutin
Gunakan pengusir serangga alami yang aman untuk anak
Foto: Internet
Binatang ini mungkin menarik perhatian anak karena bentuk tubuhnya yang unik dan gerakannya yang perlahan. Namun, kaki seribu dapat mengeluarkan cairan pertahanan diri berupa zat kimia yang menyebabkan iritasi kulit hingga mata jika disentuh secara langsung.
Efek paparan zat dari kaki seribu:
Kulit gatal atau kemerahan
Reaksi alergi ringan hingga sedang
Nyeri di mata jika cairan atau tangan yang terkontaminasi mengenai wajah
Solusi untuk mencegah kontak:
Edukasi anak untuk tidak menyentuh binatang asing
Kenakan pakaian tertutup dan sepatu saat bermain di luar rumah
Jauhkan anak dari tumpukan kayu, dedaunan basah, atau area lembap yang menjadi tempat tinggal binatang ini
Foto: Internet
Meskipun ulat bulu sering kali tampak lucu dan berwarna-warni, rambut halus yang menyelimuti tubuhnya bisa sangat berbahaya. Rambut tersebut dapat menyebabkan iritasi kulit, gatal hebat, bahkan reaksi alergi serius jika mengenai anak yang sensitif.
Gejala yang muncul:
Gatal intens
Kulit kemerahan dan bengkak
Ruam atau bentol
Langkah pencegahan:
Ajak anak mengenali bentuk ulat bulu dan menjauh darinya
Bersihkan pekarangan rumah dari daun-daun rimbun atau kering yang berpotensi menjadi tempat hidup ulat
Gunakan pakaian berlengan panjang saat bermain di kebun
Foto: Internet
Anak-anak belajar dari lingkungan sekitar, dan rasa ingin tahu mereka adalah bagian dari tumbuh kembang. Namun, sebagai Bunda, Bunda harus hadir sebagai pendamping dan pembimbing. Edukasi tentang binatang yang aman dan berbahaya sebaiknya dilakukan sedini mungkin agar anak tidak sembarangan menyentuh binatang yang bisa menimbulkan dampak negatif pada kesehatannya.
Berikut beberapa tips tambahan yang bisa Bunda terapkan:
Biasakan anak mencuci tangan dengan sabun setelah bermain
Sediakan tisu basah atau antiseptik saat bepergian
Awasi anak ketika bermain di luar rumah
Perkenalkan anak dengan hewan peliharaan yang terawat, bersih, dan rutin diperiksa kesehatannya
Foto: Internet
Tidak semua binatang aman untuk disentuh oleh anak-anak. Meski terlihat biasa atau bahkan lucu, beberapa hewan dapat membawa risiko kesehatan serius, mulai dari infeksi kulit, gangguan pencernaan, hingga reaksi alergi. Sebagai Bunda, Bunda memiliki peran penting dalam menjaga si kecil dari ancaman tersembunyi yang sering tidak disadari. Dengan memberikan edukasi dan pengawasan yang tepat, Bunda bisa menciptakan lingkungan yang tidak hanya menyenangkan untuk bermain, tetapi juga aman dan sehat untuk tumbuh kembang anak. Karena perlindungan terbaik selalu dimulai dari rumah.