Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Di era digital seperti sekarang, aktivitas fisik semakin tergeser oleh kebiasaan pasif: duduk terlalu lama di depan layar, berbaring sambil mengakses media sosial, atau bekerja dari tempat tidur. Rutinitas ini terlihat nyaman, bahkan wajar. Namun, jika berlangsung terus-menerus, kebiasaan tersebut dapat memicu malas bergerak atau physical laziness, sebuah pola hidup yang berdampak besar pada tubuh, pikiran, dan kualitas hidup secara keseluruhan.
Kebiasaan malas bergerak bukan hanya tentang fisik yang tidak aktif. Tanpa disadari, ia bisa merusak fungsi otak, menurunkan semangat harian, dan melemahkan kapasitas kognitif seseorang. Simak penjelasannya bersama Bunda dan si Kecil!
Malas bergerak bisa dikenali dari beberapa kebiasaan berikut:
Lebih banyak duduk atau berbaring dibandingkan beraktivitas secara fisik
Enggan melakukan olahraga ringan, bahkan sekadar berjalan kaki
Mudah lelah meski tidak melakukan pekerjaan berat
Merasa nyaman dalam posisi diam dan menghindari aktivitas yang menguras tenaga
Jika Bunda merasakan hal-hal di atas dalam keseharian, bisa jadi tubuh sedang memberi sinyal bahwa ia perlu diajak kembali aktif.
Foto: Internet
Malas bergerak bukan sekadar masalah gaya hidup. Kebiasaan ini memberikan dampak jangka panjang terhadap fungsi tubuh dan otak Bunda. Berikut ini beberapa efek seriusnya:
Aliran Darah ke Otak Menurun
Aktivitas fisik seperti berjalan atau melakukan peregangan ringan dapat meningkatkan aliran darah ke otak. Ketika tubuh jarang bergerak, sirkulasi darah menjadi terhambat, sehingga asupan oksigen ke otak berkurang. Akibatnya, kemampuan konsentrasi, daya ingat, dan kreativitas bisa menurun.
Meningkatkan Risiko Penyakit Degeneratif
Kurangnya gerakan tubuh memperbesar risiko terkena berbagai penyakit kronis seperti obesitas, tekanan darah tinggi, diabetes, hingga penyakit jantung. Bahkan, risiko penurunan fungsi otak seperti demensia dan Alzheimer juga meningkat karena kurangnya aktivitas fisik yang merangsang otak.
Energi dan Semangat Hidup Ikut Menurun
Semakin sering diam, justru tubuh akan terasa semakin lemas. Ini karena otot-otot tidak aktif, hormon endorfin tidak diproduksi secara optimal, dan peredaran darah melambat. Akibatnya, semangat hidup berkurang, mudah cemas, dan lebih rentan mengalami gangguan suasana hati.
Foto: Internet
Beberapa faktor pemicu malas bergerak di masa kini antara lain:
Pekerjaan berbasis layar: Banyak aktivitas yang bisa dilakukan hanya dengan duduk, mulai dari bekerja, berbelanja, hingga berkomunikasi.
Hiburan pasif: Menonton video, bermain gawai, atau berselancar di media sosial membuat waktu aktif berkurang drastis.
Lingkungan tidak mendukung: Tidak adanya ruang terbuka, fasilitas olahraga, atau jadwal harian yang fleksibel juga membuat gerakan fisik menjadi terbatas.
Kebiasaan selama pandemi: Banyak orang terbiasa menjalani aktivitas penuh dari dalam rumah, hingga kehilangan rutinitas bergerak yang dulu berjalan alami.
Bagi Bunda muda, kehidupan sehari-hari bisa terasa sangat padat. Meski terlihat sibuk dengan kegiatan rumah tangga atau mengurus anak, belum tentu tubuh bergerak aktif dengan cara yang sehat dan terstruktur.
Sering kali, pekerjaan domestik dilakukan dalam posisi duduk atau berdiri pasif. Akibatnya, tubuh tetap kekurangan aktivitas fisik berkualitas. Keluhan seperti nyeri punggung, sulit tidur, emosi tidak stabil, hingga otak terasa "lemot" bisa jadi merupakan akibat dari kurangnya gerakan aktif.
Bunda tidak perlu melakukan olahraga berat atau pergi ke pusat kebugaran untuk kembali aktif. Berikut beberapa cara sederhana namun efektif:
Mulai dengan 5 Menit Sehari
Gerakan ringan selama lima menit seperti stretching, jalan di tempat, atau naik-turun tangga bisa menjadi langkah awal yang membangun kebiasaan baik.
Gunakan Alarm Pengingat Bergerak
Pasang alarm setiap 60 menit untuk mengingatkan agar berdiri, berjalan, atau melakukan peregangan ringan. Ini sangat berguna untuk Bunda yang sering duduk menyusui, bekerja di laptop, atau mengurus anak dalam posisi diam.
Gabungkan Gerakan dengan Aktivitas Sehari-Hari
Menyapu sambil mendengarkan musik, berjalan saat menelepon, atau menari bersama anak adalah contoh cara menyenangkan untuk membuat tubuh tetap aktif.
Ajak Keluarga untuk Bergerak Bersama
Melibatkan pasangan atau anak-anak dalam aktivitas fisik dapat membuat kebiasaan ini terasa lebih ringan dan menyenangkan. Misalnya jalan pagi bersama, yoga di rumah, atau bermain bola di halaman.
Temukan Gerakan yang Bunda Suka
Tidak semua orang suka berolahraga formal. Pilih aktivitas yang Bunda nikmati seperti berkebun, zumba, atau bersepeda santai. Kunci utamanya adalah gerak yang konsisten, bukan yang berat.
Membangun kebiasaan bergerak tidak harus dimulai besar. Justru perubahan kecil yang dilakukan setiap hari akan membawa dampak besar bagi kesehatan fisik dan mental Bunda.
Dengan rutin bergerak, Bunda tidak hanya menjaga tubuh tetap bugar, tapi juga membantu menjaga suasana hati tetap stabil, meningkatkan fokus, dan membuat hidup terasa lebih bertenaga.
Foto: Internet
Malas bergerak bukan hanya berdampak pada tubuh, tapi juga melemahkan daya pikir dan semangat hidup. Aktivitas fisik bukan sekadar pilihan gaya hidup, melainkan kebutuhan dasar untuk menjaga kualitas hidup jangka panjang.
Sebagai Bunda, memiliki tubuh yang aktif dan sehat adalah bekal penting untuk menjalani hari-hari dengan energi dan pikiran yang jernih. Maka, yuk mulai hari ini meski dari gerakan kecil untuk membangun rutinitas yang lebih aktif dan penuh semangat.