Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Bunda mungkin merasa kewalahan menghadapi anak yang sulit duduk tenang, selalu ingin bergerak, dan cepat bosan. Namun, penting untuk diingat bahwa anak yang enerjik bukan berarti “nakal” atau “tidak disiplin”. Mereka justru memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, kebutuhan gerak yang besar, dan antusiasme alami terhadap lingkungan sekitarnya.
Dengan pendekatan disiplin yang sesuai, anak enerjik dapat berkembang menjadi pribadi yang tangguh, mandiri, dan kreatif. Simak penjelasannya bersama Bunda dan si Kecil!
Anak enerjik umumnya memiliki ciri-ciri berikut:
• Selalu aktif bergerak, sulit duduk tenang dalam waktu lama.
• Mudah terdistraksi, tapi cepat tertarik pada hal-hal baru.
• Cepat bosan pada aktivitas yang berulang atau monoton.
• Cenderung impulsif, bereaksi tanpa berpikir panjang.
Karakter seperti ini menunjukkan bahwa anak memiliki potensi besar dalam belajar dan beradaptasi, asalkan diberikan ruang dan metode disiplin yang sesuai.
Foto: Internet
Beberapa pola pengasuhan yang justru memperburuk perilaku anak enerjik antara lain:
• Memberikan terlalu banyak larangan tanpa alternatif.
• Mewajibkan anak duduk diam terlalu lama tanpa jeda untuk bergerak.
• Mengatur rutinitas harian yang terlalu kaku dan tidak memberi ruang eksplorasi.
• Menggunakan hukuman atau ancaman saat anak tidak bisa mengikuti aturan.
Disiplin seperti ini membuat anak merasa dikekang, gelisah, dan bahkan merasa “bermasalah”, padahal mereka hanya membutuhkan cara lain untuk belajar dan berkembang.
1. Buat Aturan yang Sederhana dan Jelas
Daripada melarang, arahkan dengan kalimat positif dan mudah dipahami. Contoh:
• “Yuk jalan pelan-pelan di dalam rumah,” bukan “Jangan lari!”
• “Pegang tangan Bunda kalau di tempat ramai.”
• “Mainan yang satu dibereskan dulu, baru ambil yang lain.”
Gunakan visual seperti gambar atau simbol sederhana untuk memperkuat pemahaman, terutama bagi anak usia dini.
2. Sediakan Ruang Gerak yang Aman dan Terstruktur
Anak enerjik tidak bisa belajar dengan hanya duduk diam. Alih-alih menahan energi mereka, sediakan aktivitas yang melibatkan fisik seperti:
• Menari bersama lagu
• Bermain peran
• Melakukan senam atau lompat ringan sebelum belajar
Jadwalkan aktivitas duduk dan gerak secara bergantian agar anak tetap fokus tanpa merasa bosan.
Anak enerjik memiliki sistem saraf yang aktif dan mudah terstimulasi. Mereka cepat menyerap informasi dari lingkungan, namun juga cepat kehilangan konsentrasi jika tidak diberi ruang untuk bergerak dan mengekspresikan diri.
Tanpa pendekatan yang tepat, anak bisa:
• Mengalami ledakan emosi akibat tekanan untuk “diam”.
• Merasa rendah diri karena dianggap “bermasalah”.
• Kehilangan motivasi karena dianggap tidak sesuai harapan.
Sebaliknya, jika didampingi dengan sabar dan disiplin yang tepat, anak enerjik akan berkembang optimal sesuai potensinya.
Jika Bunda menerapkan pola disiplin yang sesuai dengan karakter anak enerjik, maka anak akan tumbuh menjadi:
• Anak yang kreatif dan inovatif, karena terbiasa mengeksplorasi banyak hal.
• Mandiri, karena diberi kesempatan mencoba dan berinisiatif.
• Tangguh secara fisik dan mental, karena terbiasa aktif dan belajar dari pengalaman langsung.
• Mampu menyalurkan energi pada kegiatan produktif, bukan dalam bentuk perilaku negatif.
Foto: Internet
Jadwalkan Aktivitas Harian dengan Variasi
Buat rutinitas yang fleksibel, tetapi tetap terstruktur. Sisipkan aktivitas fisik di antara kegiatan yang memerlukan konsentrasi, seperti belajar atau makan.
Contoh:
• 20 menit belajar → 10 menit bermain fisik
• 15 menit makan → 5 menit jalan di halaman
Berikan Pilihan Aktivitas
Biarkan anak memilih dari dua atau tiga opsi aktivitas yang Bunda siapkan. Misalnya: “Kamu mau belajar sambil duduk atau sambil berdiri di papan tulis?”
Gunakan Penguatan Positif
Pujilah usaha dan pencapaian anak secara spesifik, bukan hanya dengan kata “hebat” atau “bagus”.
Contoh: “Bunda senang kamu sudah bisa duduk belajar selama 15 menit tadi. Itu luar biasa!”
• Senam ringan atau yoga anak di pagi hari
• Permainan keseimbangan seperti berjalan di garis
• Mewarnai di papan berdiri sambil berdiri
• Permainan memindahkan benda kecil dengan waktu tertentu
• Membaca buku sambil berjalan pelan atau berdiri
Foto: Internet
Aktivitas seperti ini tidak hanya menguras energi secara sehat, tetapi juga mengajarkan konsentrasi dan keteraturan.
Anak dengan energi tinggi bukan masalah yang harus dikendalikan dengan larangan dan aturan ketat. Mereka justru menyimpan potensi luar biasa yang bisa diarahkan menjadi kekuatan jika Bunda memberikan ruang eksplorasi, rutinitas fleksibel, dan disiplin yang menyenangkan.
Dengan memahami karakter dan kebutuhan anak enerjik, Bunda bisa membantu mereka tumbuh menjadi individu yang penuh semangat, percaya diri, dan mampu menghadapi tantangan dengan cara yang positif.