Anak Menolak Mengerjakan PR? Bukan Malas, Tapi Butuh Dukungan Orang Tua
Anak Menolak Mengerjakan PR? Bukan Malas, Tapi Butuh Dukungan Orang Tua

Bunda, siapa yang tidak ingin anak rajin belajar dan bertanggung jawab terhadap tugas sekolahnya? Namun realitanya, ada kalanya anak justru terlihat menolak mengerjakan PR. Reaksi spontan orang tua biasanya adalah rasa kesal, kecewa, atau langsung melabeli anak dengan kata “malas,” “bandel,” atau “tidak disiplin.”

Padahal, penolakan anak terhadap PR bisa jadi merupakan sinyal bahwa mereka sedang kesulitan baik secara emosional maupun kognitif. Anak belum selalu mampu menjelaskan kesulitan yang mereka alami, dan PR bisa jadi terasa seperti beban yang menakutkan. Yuk Bun, simak tips selengkapnya bersama Bunda dan si Kecil!

Bukan Karena Malas, Tapi...

Menolak mengerjakan PR bukan serta-merta bentuk pembangkangan. Justru, itu bisa menjadi mekanisme perlindungan diri dari hal-hal yang mereka anggap menekan atau membingungkan.

1. Tugas Terlalu Sulit
Anak mungkin tidak paham materi yang diajarkan di sekolah. Saat PR diberikan, mereka menjadi bingung harus mulai dari mana. Perasaan ini bisa menimbulkan frustrasi yang akhirnya membuat anak memilih untuk menghindar daripada mengerjakan.

2. Lelah Secara Mental
Aktivitas sekolah, les tambahan, kegiatan ekstrakurikuler, hingga rutinitas padat lainnya bisa membuat anak merasa jenuh dan kelelahan. Mental anak juga bisa mengalami kelelahan seperti orang dewasa. Jika terus ditekan, mereka akan kehilangan motivasi belajar.

anak menolak kerjakan PR, anak malas belajar, tips mendampingi anak belajar, anak takut dimarahi saat belajar, parenting empatik, motivasi belajar anak, ibupedia parenting

Foto: Internet

3. Takut Salah dan Dimarahi
Jika sebelumnya anak pernah dimarahi karena hasil PR yang dianggap salah, maka mereka bisa tumbuh dengan rasa takut akan kegagalan. Alih-alih mencoba lagi, anak lebih memilih tidak mengerjakan karena merasa tidak ingin dihakimi atau mengecewakan bunda dan ayah.

Penolakan Bisa Jadi Ungkapan Keputusasaan

Yang sering kita artikan sebagai sikap malas, ternyata bisa jadi adalah tanda bahwa anak sedang putus asa. Mereka merasa tidak cukup pintar, tidak tahu bagaimana memulainya, dan khawatir disalahkan.

Dalam kondisi ini, peran orang tua bukan untuk memaksa atau mengancam, tetapi untuk mendampingi dan menguatkan.

Jadilah Teman Belajar, Bukan Pengadil

Pendampingan orang tua yang hangat dan penuh pengertian justru akan membuat anak merasa aman. Berikut beberapa pendekatan yang bisa diterapkan:

1. Ajak Anak Bicara Tanpa Menghakimi
Daripada menuntut anak segera mengerjakan PR, cobalah tanyakan dengan lembut:
“Bagian mana yang bikin kamu bingung?”
“Mau bunda bantu cari tahu bareng-bareng?”
Kalimat seperti ini memberi pesan bahwa bunda siap membantu, bukan menyalahkan.

2. Beri Waktu Jeda
Setelah pulang sekolah, jangan langsung menuntut anak belajar. Biarkan mereka melakukan aktivitas relaksasi seperti makan, bermain sebentar, mandi, atau sekadar berbincang santai. Pikiran yang tenang lebih siap untuk fokus kembali.

3. Dampingi Saat Belajar
Kehadiran orang tua seringkali menjadi dukungan emosional yang kuat. Duduk di samping anak saat mereka mengerjakan PR bisa memberi rasa aman. Tidak harus selalu memberi jawaban cukup temani, dengarkan, dan beri semangat saat mereka menghadapi soal sulit.

Ingat, Setiap Anak Punya Cara dan Ritme Belajarnya Sendiri

Setiap anak unik. Ada yang cepat menyerap informasi, ada juga yang perlu waktu lebih lama untuk memahami. Orang tua perlu memahami bahwa proses belajar bukan ajang membandingkan anak satu dengan yang lain.

Fokuslah pada perkembangan anak dibandingkan versi dirinya yang sebelumnya. Apakah ada peningkatan, meskipun kecil?

Reaksi Negatif Bisa Memicu Trauma Belajar

Saat anak menunjukkan tanda penolakan, lalu orang tua langsung membalas dengan:
• Bentakan
• Ancaman
• Kata-kata seperti "kamu malas", "kamu tidak pintar"
• Hukuman tanpa penjelasan
...yang terjadi bukanlah anak menjadi lebih rajin, tapi justru trauma belajar. Anak akan mengasosiasikan kegiatan belajar dengan tekanan, rasa takut, dan kecemasan. Akibatnya, mereka semakin enggan menghadapi tugas akademik.

anak menolak kerjakan PR, anak malas belajar, tips mendampingi anak belajar, anak takut dimarahi saat belajar, parenting empatik, motivasi belajar anak, ibupedia parenting

Foto: Internet

Bangun Lingkungan Belajar yang Positif dan Aman

Berikut cara-cara membangun suasana belajar yang menyenangkan di rumah:
• Buat jadwal belajar yang terstruktur tapi fleksibel
• Ciptakan ruang belajar yang bebas gangguan, cukup cahaya, dan nyaman
• Sediakan alat bantu belajar seperti pensil warna, kamus, atau video edukatif
• Beri penguatan positif ketika anak berhasil menyelesaikan tugas, meskipun tidak sempurna

anak menolak kerjakan PR, anak malas belajar, tips mendampingi anak belajar, anak takut dimarahi saat belajar, parenting empatik, motivasi belajar anak, ibupedia parenting

Foto: Internet

Penutup

Bunda, ketika anak menolak mengerjakan PR, jangan buru-buru melabeli mereka sebagai pemalas. Bisa jadi, mereka sedang lelah, bingung, atau butuh dukungan. Dengan pendekatan yang tenang, penuh kasih, dan sabar, kita bisa membantu mereka kembali menemukan rasa percaya diri dan motivasi belajar.

Jadilah teman belajar yang mendengarkan, bukan sekadar pengingat tugas. Karena ketika anak merasa dimengerti, mereka akan lebih terbuka, lebih tenang, dan lebih siap menghadapi tantangan belajar.

Artikel yang berkaitan