Saat Anak Membantah: Tanda Ingin Didengar, Bukan Tidak Sopan
Saat Anak Membantah: Tanda Ingin Didengar, Bukan Tidak Sopan

Pernahkah bunda merasa jengkel saat anak membantah? Misalnya saat diminta membereskan mainan, lalu anak menjawab, “Nggak mau!” atau “Tunggu, aku masih main!” Sekilas, respons ini terdengar tidak sopan, membuat kita berpikir bahwa anak kurang ajar, keras kepala, atau tidak hormat pada orang tua.

Namun, mari kita lihat lebih dalam. Perilaku membantah, khususnya pada anak-anak usia 3 tahun ke atas, bukanlah semata-mata bentuk pembangkangan. Dalam banyak kasus, membantah adalah cara anak mengekspresikan perasaan dan pikirannya meski belum dengan cara yang ideal. Simak penjelasannya bersama Bunda dan si Kecil!

Kenapa Anak Sering Membantah?

Membantah sering kali muncul sebagai bentuk komunikasi dari anak, terutama saat mereka merasa tidak punya ruang untuk berbicara atau didengar. Berikut beberapa alasan umum mengapa anak merespons dengan bantahan:

1. Merasa Tidak Didengarkan
Saat orang tua memberi perintah sepihak seperti:
• “Bunda bilang jangan!”
• “Harus nurut, titik!”
• “Diam, jangan banyak alasan!”
...anak bisa merasa tertekan dan tidak dihargai pendapatnya. Perasaan ini bisa memunculkan keinginan untuk melawan. Dan karena kemampuan komunikasi anak masih berkembang, cara mereka menyampaikan ketidaksetujuan kadang terdengar kasar atau meledak-ledak.

anak membantah, cara hadapi anak keras kepala, komunikasi dengan anak, parenting empatik, anak tidak sopan atau ingin didengar, anak tidak nurut, diskusi dengan anak

Foto: Internet

2. Ingin Memiliki Kendali
Bantahan juga bisa menjadi sinyal bahwa anak ingin merasa punya kontrol atas dirinya. Mereka ingin berpartisipasi dalam keputusan yang menyangkut mereka, seperti kapan harus tidur, apa yang ingin dikenakan, atau kapan waktu belajar. Bila mereka selalu hanya diperintah tanpa dilibatkan, bantahan akan jadi caranya memperjuangkan ruang bicara.

3. Respon dari Kritik Terus-Menerus
Jika anak sering dikritik atau disalahkan, mereka cenderung menjadi defensif. Saat merasa bahwa semua tindakannya salah di mata orang tua, anak bisa membangun “tameng” dalam bentuk bantahan. Ini bukan niat untuk melawan, tapi usaha melindungi harga diri.

Apa yang Bisa Bunda Lakukan Saat Anak Membantah?

Menghadapi anak yang membantah tidak selalu harus dengan bentakan atau hukuman. Dengan pendekatan yang tepat, kita bisa membantu anak belajar berkomunikasi secara lebih sehat.

✅ 1. Jangan Langsung Membantah Balik
Saat anak membantah, respons pertama kita biasanya ingin langsung menegur dengan suara tinggi. Tapi cobalah tenangkan diri dan dengarkan lebih dulu. Misalnya:
“Kamu lagi marah ya karena disuruh berhenti main?”
Kalimat ini tidak menyetujui perilaku membantah, tapi membuka ruang dialog dan membangun koneksi emosional.

✅ 2. Ganti Dominasi dengan Diskusi
Anak yang diajak berdiskusi akan belajar berpikir, mendengar, dan menyampaikan pendapatnya secara lebih sopan. Diskusi bukan berarti menyerahkan kendali sepenuhnya, tapi memberi anak rasa dihargai.
Contoh:
• ❌ “Pokoknya kamu harus nurut.”
• ✅ “Kamu maunya main dulu ya. Kalau begitu, setelah main 5 menit, yuk kita rapikan bareng.”
Dengan memberi pilihan atau alternatif, anak akan lebih mudah menerima arahan tanpa merasa terpaksa.

✅ 3. Validasi Emosi Mereka
Mengakui perasaan anak tidak berarti membenarkan semua tindakannya, tapi membantunya merasa dimengerti. Cukup dengan kalimat sederhana seperti:
“Bunda ngerti kamu kesel disuruh berhenti nonton.”
Langkah ini akan menurunkan emosi anak dan membuat mereka lebih terbuka.

Yang Perlu Dihindari Saat Anak Membantah

Respon orang tua sangat memengaruhi apakah bantahan anak akan membaik atau justru memburuk. Beberapa hal yang sebaiknya dihindari:
• ❌ Memotong kalimat anak tanpa memberi kesempatan bicara
• ❌ Melabeli anak dengan kata-kata seperti “kurang ajar,” “nakal,” atau “bandel”
• ❌ Menggunakan ancaman agar anak patuh
• ❌ Memaksakan pendapat tanpa mempertimbangkan perasaan anak

anak membantah, cara hadapi anak keras kepala, komunikasi dengan anak, parenting empatik, anak tidak sopan atau ingin didengar, anak tidak nurut, diskusi dengan anak

Foto: Internet

Respons-respons seperti itu membuat anak merasa ditolak dan tidak dihargai, sehingga mereka jadi makin menentang atau justru menarik diri.

Ajarkan Anak Menyampaikan Pendapat dengan Cara yang Sehat

Membantah tidak harus selalu dianggap buruk. Justru, anak yang berani menyuarakan pendapat sejak kecil cenderung tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan tahu cara membela dirinya. Namun, ini hanya akan terjadi jika anak mendapat ruang latihan yang aman di rumah.

Tugas orang tua bukan hanya menegur, tapi juga:
• Menjadi teladan dalam berdiskusi
• Memberikan ruang bagi anak untuk menyampaikan ketidaksetujuan secara sopan
• Tetap mencintai dan menerima anak, meskipun mereka berbeda pendapat

anak membantah, cara hadapi anak keras kepala, komunikasi dengan anak, parenting empatik, anak tidak sopan atau ingin didengar, anak tidak nurut, diskusi dengan anak

Foto: Internet

Penutup

Bunda, saat anak membantah, itu bukan tanda bahwa mereka tidak sopan atau tidak hormat. Bisa jadi, mereka hanya sedang berjuang untuk didengar. Dengan pendekatan yang tenang, empatik, dan membuka ruang diskusi, kita bisa membantu anak belajar menyampaikan perasaan dan pendapat mereka dengan cara yang lebih baik.

Jadi, daripada terburu-buru menilai atau membalas dengan emosi, dengarkan dulu. Karena sering kali, anak tidak sedang melawan, mereka hanya butuh kita mendengarkan lebih dalam.

Artikel yang berkaitan