Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Banyak dari kita terbiasa membuang air cucian beras ke wastafel begitu saja setiap kali mencuci beras. Padahal, air berwarna putih keruh itu menyimpan manfaat luar biasa bagi tanaman hias di rumah. Bagi Bunda yang ingin merawat tanaman secara alami, air cucian beras bisa menjadi solusi pupuk cair organik yang mudah, murah, dan ramah lingkungan.
Air cucian beras tidak hanya kaya akan nutrisi, tapi juga dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan populasi mikroba baik, dan membantu tanaman tumbuh lebih sehat. Jika Bunda memiliki tanaman hias seperti bunga ivy, palem, atau karet kebo di rumah, maka air cucian beras adalah salah satu pupuk cair alami yang patut dicoba. Yuk, simak penjelasan selengkapnya bersama Bunda dan si Kecil!
Meskipun terlihat sederhana, air cucian beras mengandung nutrisi penting yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Di antaranya:
Karbohidrat (glukosa) – sebagai sumber energi bagi mikroba baik di tanah.
Vitamin B dan E – berperan dalam memperkuat pertumbuhan akar dan daun.
Kalium, fosfor, dan magnesium – mendukung fotosintesis dan meningkatkan ketahanan terhadap penyakit.
Asam amino dan protein – membantu pembentukan sel-sel baru pada tanaman.
Kandungan ini membuat air cucian beras mampu menyuburkan tanaman secara bertahap tanpa risiko penumpukan zat kimia seperti pada pupuk sintetis.
Foto: Internet
Air cucian beras dapat digunakan untuk berbagai jenis tanaman hias indoor maupun outdoor. Namun, beberapa tanaman berikut menunjukkan respons paling optimal:
1. Bunga Ivy (English Ivy)
Tanaman menjuntai yang sering digunakan sebagai dekorasi ruangan ini memiliki daun kecil yang rapat. Penyiraman rutin menggunakan air cucian beras akan membuat daunnya tumbuh lebih subur dan hijau.
2. Palem (Palm)
Jenis palem seperti palem kuning atau palem kipas memerlukan kelembapan yang terjaga dan nutrisi tambahan untuk memperkuat batangnya. Kandungan mikro dalam air cucian beras mendukung pembentukan daun baru dan mempercepat pertumbuhan.
Foto: Internet
3. Karet Kebo (Rubber Plant)
Tanaman berdaun besar dan mengilap ini sangat cocok disiram menggunakan air cucian beras. Asupan nutrisi yang cukup akan menjaga kekuatan batang dan meningkatkan daya tahan terhadap perubahan cuaca dan lingkungan.
Untuk memastikan hasil yang optimal dan aman bagi tanaman, Bunda bisa menggunakan air cucian beras dengan beberapa cara berikut:
1. Penyiraman Langsung
Gunakan air cucian dari beras yang dicuci tanpa tambahan sabun atau deterjen.
Diamkan air selama semalam untuk menurunkan suhu dan mengendapkan kotoran.
Siram tanaman menggunakan air ini 1–2 kali dalam seminggu.
Hindari penggunaan setiap hari agar tidak menyebabkan pembusukan akar akibat kelebihan kelembapan.
2. Penyemprotan Daun
Saring air cucian beras hingga jernih dan bebas endapan.
Masukkan ke dalam botol semprot dan semprotkan secara merata ke permukaan daun.
Langkah ini membantu melembapkan daun dan menciptakan lapisan pelindung alami terhadap debu dan polutan.
Foto: Internet
3. Fermentasi untuk Pupuk Mikroba (Lactic Acid Bacteria Water)
Tambahkan satu sendok teh gula ke dalam satu liter air cucian beras.
Simpan dalam wadah tertutup selama 3–5 hari hingga muncul bau sedikit asam.
Setelah difermentasi, campurkan 1 bagian larutan dengan 5 bagian air biasa.
Gunakan larutan ini untuk menyiram tanaman seminggu sekali untuk meningkatkan populasi mikroba baik dalam tanah.
Selain sebagai pupuk cair, air cucian beras juga memiliki manfaat tambahan lain untuk menunjang kesehatan tanah dan tanaman:
Meningkatkan pertumbuhan akar baru, terutama pada tanaman yang sedang dalam proses stek atau perbanyakan.
Mengurangi penggunaan pupuk kimia, sehingga mendukung pertanian rumah tangga yang lebih alami.
Meningkatkan kemampuan tanah menyimpan air, cocok untuk tanaman yang membutuhkan kelembapan stabil.
Menghilangkan bau tidak sedap pada tanah atau tumpukan kompos, karena kandungan karbohidrat membantu proses dekomposisi.
Walaupun tergolong sebagai pupuk alami, air cucian beras tetap harus digunakan dengan bijak. Berikut beberapa catatan penting:
Jangan gunakan air cucian dari beras yang tidak organik jika Bunda ragu terhadap kandungan pestisidanya.
Simpan air cucian maksimal dua hari di suhu ruangan. Setelah itu, air akan mulai membusuk dan menimbulkan bau menyengat.
Jika air sudah mengeluarkan bau asam yang terlalu kuat, sebaiknya tidak digunakan lagi karena bisa menyebabkan akar tanaman rusak.
Tanaman seperti sukulen atau kaktus tidak cocok dengan kelembapan tinggi. Jadi, hindari penggunaan air cucian beras pada jenis tanaman tersebut.
Air cucian beras merupakan salah satu bentuk pupuk cair organik yang dapat dibuat dari limbah dapur sehari-hari. Tanpa perlu biaya tambahan, Bunda bisa menyuburkan tanaman hias favorit hanya dengan memanfaatkan air sisa dari proses mencuci beras.
Tanaman seperti bunga ivy, palem, dan karet kebo sangat menyukai nutrisi yang lembut dari air cucian beras. Selain meningkatkan pertumbuhan, cara ini juga mendukung gaya hidup minim limbah dan ramah lingkungan.
Langkah kecil ini bukan hanya bermanfaat bagi tanaman, tetapi juga mendidik keluarga untuk lebih sadar akan pentingnya keberlanjutan dalam kehidupan rumah tangga.