Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
“Cuma sebentar kok, dekat aja.”
Kalimat seperti ini sering terdengar di antara para Bunda muda saat hendak mengajak si kecil keluar rumah. Entah itu ke warung, posyandu, atau rumah nenek, motor sering menjadi pilihan karena dianggap praktis dan cepat. Namun, tahukah Bunda bahwa membawa bayi naik motor meskipun hanya lima menit tetap mengandung risiko yang serius bagi kesehatan dan keselamatan bayi?
Sebagai orang tua, penting bagi Bunda untuk memahami risiko yang tersembunyi di balik kebiasaan ini dan mengetahui bagaimana cara paling aman saat bepergian bersama si kecil. Yuk, bahas satu per satu! Simak penjelasan selengkapnya bersama Bunda dan si Kecil!
Walau hanya menempuh jarak dekat, bayi tetap menghadapi risiko serius saat dibawa naik motor. Hal ini karena sistem tubuh bayi, termasuk pernapasan, pendengaran, dan keseimbangannya, masih sangat rentan.
Paparan Asap Kendaraan dan Debu Jalanan
Sistem pernapasan bayi belum sempurna dan sangat sensitif terhadap polutan. Asap dari kendaraan, debu di jalanan, serta udara kotor dapat menyebabkan iritasi saluran napas, batuk, pilek, atau bahkan memicu gangguan pernapasan kronis jika terjadi terus-menerus.
Tidak Ada Helm yang Sesuai untuk Bayi
Helm dewasa tidak dirancang untuk ukuran dan struktur kepala bayi. Sayangnya, belum tersedia helm standar keselamatan khusus untuk bayi. Tanpa perlindungan kepala yang layak, risiko cedera kepala akibat benturan atau jatuh menjadi sangat tinggi.
Tubuh Bayi Belum Stabil
Bayi, terutama yang usianya masih di bawah enam bulan, belum bisa menopang kepala dan tubuhnya secara mandiri. Saat motor terkena guncangan dari jalan berlubang atau kecepatan tidak stabil, bayi dapat mengalami guncangan yang berdampak pada struktur otot, sendi, atau bahkan organ dalam.
Paparan Suara Bising
Kebisingan dari klakson, mesin motor, dan suara lalu lintas berisiko merusak pendengaran bayi. Pendengaran bayi masih berkembang, dan paparan suara keras bisa membuat bayi tidak nyaman, stres, atau bahkan menyebabkan gangguan pendengaran jangka panjang.
Foto: Internet
Secara umum, bayi baru diperbolehkan bepergian jauh saat usianya telah melewati 3 bulan. Pada usia tersebut, sistem kekebalan tubuh mulai lebih kuat untuk menghadapi perubahan lingkungan dan potensi infeksi. Namun, tetap perlu dipertimbangkan kondisi kesehatannya secara menyeluruh.
Meskipun demikian, bukan berarti bepergian naik motor menjadi aman begitu saja setelah usia tiga bulan. Faktor keamanan, kenyamanan, dan proteksi dari polusi tetap harus menjadi perhatian utama.
Jika dalam kondisi tertentu Bunda tidak memiliki pilihan lain selain membawa bayi naik motor, berikut adalah langkah-langkah yang bisa membantu meminimalkan risiko:
Gunakan Gendongan Ergonomis
Pilih gendongan yang mendukung posisi duduk bayi dengan baik, termasuk menopang leher dan kepala, terutama untuk bayi yang belum bisa menegakkan kepala.
Lindungi Kepala dan Telinga
Gunakan topi lembut dan tutup telinga agar angin atau suara bising tidak langsung mengenai bayi.
Hindari Jalan yang Bergelombang dan Berkendara Terlalu Cepat
Berkendara pelan dan stabil sangat penting untuk menjaga keseimbangan dan mencegah guncangan berlebihan pada bayi.
Pilih Waktu yang Nyaman
Hindari keluar saat cuaca ekstrem seperti terik siang hari atau hujan. Waktu pagi atau sore hari lebih ideal karena suhu udara relatif sejuk.
Kenakan Pakaian yang Menutupi Tubuh
Pastikan bayi berpakaian tertutup untuk melindungi kulit dari paparan langsung sinar matahari, angin, atau debu.
Foto: Internet
Bila memungkinkan, Bunda disarankan untuk memilih moda transportasi yang lebih aman dan nyaman untuk bayi. Beberapa alternatif antara lain:
• Mobil Pribadi
Memberikan perlindungan dari cuaca, polusi, dan kebisingan.
• Jasa Transportasi Mobil
Jika tidak memiliki mobil pribadi, menggunakan layanan mobil dari aplikasi transportasi dapat menjadi pilihan yang lebih aman daripada motor.
Foto: Internet
• Stroller untuk Jarak Dekat
Jika hanya pergi ke tempat yang sangat dekat, jalan kaki dengan stroller bisa menjadi pilihan paling aman dan sehat.
Sebagai Bunda muda, sangat wajar jika pada awalnya lebih mengutamakan kepraktisan. Namun, semakin Bunda memahami risiko-risiko yang bisa terjadi, semakin besar pula peluang untuk membuat keputusan yang bijak dan melindungi si kecil.
Edukasi ini tidak hanya bermanfaat untuk keselamatan saat bepergian, tetapi juga membentuk kebiasaan parenting yang penuh kesadaran dan pertimbangan jangka panjang.
Walau hanya menempuh jarak dekat, membawa bayi naik motor tetap mengandung risiko serius, mulai dari paparan polusi, guncangan fisik, hingga gangguan pendengaran. Sistem tubuh bayi belum mampu beradaptasi dengan kondisi jalanan dan kendaraan yang tidak stabil.
Jika memungkinkan, sebaiknya tunda dulu membawa bayi naik motor hingga usianya lebih besar dan kondisi memungkinkan. Jika terpaksa, lakukan persiapan maksimal dan prioritaskan keselamatan si kecil dalam setiap perjalanan.
Ingat, kepraktisan sesaat tidak sebanding dengan risiko jangka panjang. Jadikan keselamatan bayi sebagai prioritas utama dalam setiap aktivitas Bunda.