Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Setiap orang terlahir dengan potensi untuk bermimpi dan menggapai sesuatu yang lebih baik dalam hidupnya. Namun, seiring berjalannya waktu, tidak semua orang mampu menjaga semangat itu tetap hidup. Banyak yang kemudian larut dalam rutinitas, merasa cukup dengan keadaan, dan memilih menjalani hidup seadanya. Dalam dunia pengembangan diri, kondisi ini dikenal sebagai malas bermimpi atau dream laziness.
Fenomena ini seringkali terjadi tanpa disadari, terutama pada Bunda muda yang tengah menjalani masa pascapersalinan atau sedang fokus membesarkan anak. Di tengah tuntutan fisik dan emosional yang tinggi, impian pribadi sering kali tertunda bahkan terlupakan. Namun, jika dibiarkan, kondisi ini bisa berdampak negatif bagi semangat hidup dan kesehatan mental seorang Bunda. Simak penjelasannya bersama Bunda dan si Kecil!
Dream laziness adalah kondisi ketika seseorang kehilangan semangat untuk memiliki atau mengejar mimpi. Orang dengan kondisi ini cenderung hidup tanpa arah, menjadikan rutinitas sebagai tujuan, dan tidak lagi merasa penting untuk tumbuh dan berkembang.
Foto: Internet
Ciri-cirinya antara lain:
Tidak memiliki visi atau rencana hidup jangka panjang
Merasa tidak perlu memiliki harapan atau cita-cita
Kehilangan gairah dalam melakukan sesuatu
Menjalani hari-hari secara autopilot tanpa semangat
Bagi seorang Bunda, kondisi ini bisa muncul karena fokus dan energi terserap habis untuk mengurus anak dan keluarga. Sayangnya, bila tidak segera disadari, dream laziness bisa menyebabkan hidup terasa stagnan dan hambar.
Malas bermimpi bukan hanya persoalan mental, tetapi juga berkaitan dengan fungsi otak dan kualitas hidup secara keseluruhan. Beberapa dampak serius dari kondisi ini antara lain:
1. Hilangnya Motivasi dari Dalam Diri
Motivasi intrinsik adalah pendorong alami yang berasal dari dalam diri seseorang. Ketika seseorang kehilangan mimpi, otak tidak lagi terpicu untuk bergerak atau menciptakan sesuatu. Ini menyebabkan penurunan produktivitas dan rasa puas yang rendah dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
2. Tidak Ada Dorongan untuk Berkembang
Tanpa mimpi, seseorang tidak merasa perlu belajar hal baru, mengeksplorasi potensi diri, atau memperbaiki kualitas hidup. Keadaan ini membuat individu mudah merasa lelah secara emosional dan kehilangan daya juang.
3. Penurunan Produksi Dopamin
Dopamin adalah zat kimia di otak yang berperan dalam mengatur semangat dan rasa bahagia. Kurangnya tantangan atau tujuan hidup menyebabkan produksi dopamin menurun, yang berujung pada rasa lelah, tidak bergairah, dan cenderung murung.
Perubahan besar dalam hidup seorang wanita saat menjadi seorang Bunda sangat mempengaruhi cara pandangnya terhadap diri sendiri dan masa depan. Tuntutan mengurus bayi, menyusui, bangun malam, serta perubahan hormon bisa membuat Bunda kehilangan fokus pada dirinya sendiri.
Tak jarang, Bunda merasa bahwa impian pribadi tidak lagi relevan atau harus dikorbankan demi anak. Hal ini wajar, namun penting untuk diingat bahwa Bunda juga memiliki hak untuk bermimpi dan berkembang. Justru dengan menjaga semangat hidup, Bunda bisa menjadi panutan yang menginspirasi bagi anak-anaknya kelak.
Jika Bunda mulai merasa:
Tidak tahu apa tujuan hidup saat ini
Tidak punya semangat untuk mengejar sesuatu di luar urusan rumah tangga
Merasa hidup berjalan begitu saja tanpa gairah
Tidak ada perencanaan untuk masa depan diri sendiri
Maka, bisa jadi Bunda sedang mengalami dream laziness. Ini bukan hal memalukan, tapi justru sinyal penting agar Bunda mulai kembali memprioritaskan diri sendiri.
Mengembalikan semangat untuk bermimpi memang tidak bisa instan. Namun, beberapa langkah berikut dapat membantu Bunda secara bertahap:
1. Tuliskan Kembali Mimpi-Mimpi yang Pernah Dimiliki
Luangkan waktu untuk merenung dan menuliskan kembali hal-hal yang dulu Bunda impikan. Bisa berupa keinginan untuk kuliah lagi, memulai bisnis kecil, belajar keterampilan baru, atau sekadar memiliki waktu untuk hobi pribadi.
Foto: Internet
2. Mulai dari Langkah Kecil dan Nyata
Tidak perlu memulai dari hal besar. Langkah kecil seperti membaca buku inspiratif, mengikuti pelatihan daring, atau bergabung dengan komunitas bisa memberi efek besar terhadap semangat hidup.
3. Rawat Kesehatan Tubuh dan Pikiran
Tidur cukup, makan bergizi, dan sesekali melakukan me time sangat penting untuk menjaga kebugaran tubuh dan stabilitas emosi. Tubuh yang sehat akan membantu otak bekerja lebih optimal dalam mengelola stres dan semangat.
4. Bangun Dukungan Sosial
Ceritakan perasaan dan keinginan Bunda pada pasangan, keluarga, atau sahabat. Dukungan dari lingkungan sekitar sangat berpengaruh untuk membantu Bunda kembali percaya diri dan termotivasi.
Foto: Internet
Dream laziness bukanlah akhir dari segalanya. Ini bukan takdir, melainkan kondisi sementara yang bisa diatasi dengan niat, kesadaran, dan aksi kecil yang konsisten. Jangan biarkan rutinitas menenggelamkan potensi diri Bunda. Peliharalah mimpi meskipun kecil karena dari situlah arah dan semangat hidup bisa kembali tumbuh.
Sebagai Bunda, Bunda bukan hanya penopang keluarga, tetapi juga individu yang berhak memiliki aspirasi dan mewujudkan potensi pribadi. Anak-anak akan meniru apa yang mereka lihat. Saat mereka melihat Bundanya tetap bermimpi dan berjuang, mereka pun akan tumbuh dengan keberanian untuk bermimpi besar.