Kode Otentikasi telah dikirim ke nomor telepon melalui WhatsApp
Sebagai Bunda muda yang sedang menantikan kelahiran atau baru saja menyambut kehadiran si kecil, tentu banyak nasihat yang datang dari berbagai arah baik dari keluarga, tetangga, hingga orang yang baru dikenal. Salah satu yang paling sering terdengar adalah: “Jangan terlalu sering menggendong bayi, nanti jadi manja.” Apakah Bunda pernah mendengarnya? Jika iya, Bunda tidak sendirian.
Meskipun terdengar meyakinkan, benarkah anggapan ini sesuai dengan fakta ilmiah dan kebutuhan emosional bayi di masa awal kehidupannya? Yuk, kita kupas bersama dan luruskan mitos yang sering berkembang di masyarakat. Simak penjelasannya bersama Bunda dan si Kecil!
Banyak budaya, termasuk Indonesia, menganggap bahwa terlalu sering menggendong bayi akan membuat anak menjadi terlalu bergantung dan sulit dilepas. Ada kekhawatiran bahwa bayi akan selalu ingin berada di pelukan dan tidak mandiri. Karena itulah sebagian orang tua membatasi kontak fisik, meskipun si kecil menangis atau rewel.
Namun, pemikiran ini hanyalah mitos yang sudah lama dipatahkan oleh banyak penelitian. Pada kenyataannya, di tahun-tahun pertama kehidupan, bayi sangat membutuhkan kehadiran dan kedekatan fisik dari orang tuanya. Menggendong adalah cara alami bagi bayi untuk merasa aman dan terlindungi.
Foto: Internet
Menggendong bayi tidak hanya memberi rasa nyaman secara fisik, tetapi juga sangat penting bagi pembentukan ikatan emosional antara Bunda dan si kecil. Dalam dekapan hangat, bayi merasa dicintai dan dihargai. Sentuhan fisik, seperti pelukan dan dekapan saat menggendong, memicu keluarnya hormon oksitosin, hormon yang berperan dalam menciptakan rasa sayang dan kebahagiaan.
Hormon ini tidak hanya bermanfaat bagi bayi, tetapi juga bagi Bunda. Rasa sayang dan kedekatan yang terjalin saat menggendong akan memperkuat bonding antara keduanya. Jadi, setiap kali Bunda menggendong si kecil, Bunda sedang membangun kepercayaan dan rasa aman yang akan menjadi dasar tumbuh kembang anak di masa depan.
Bunda juga perlu tahu bahwa pada usia dini, bayi belum mampu memahami konsep "manja" seperti orang dewasa. Mereka belum memiliki kemampuan berpikir atau berstrategi untuk “meminta gendongan” demi dimanja. Ketika bayi menangis dan ingin digendong, itu merupakan sinyal bahwa mereka sedang membutuhkan sesuatu—bisa karena lapar, tidak nyaman, merasa kesepian, atau hanya butuh kehangatan.
Dengan memahami bahwa tangisan bayi adalah bentuk komunikasi, bukan manipulasi, Bunda bisa lebih tenang dan percaya diri dalam merespons kebutuhan si kecil. Pelukan dan gendongan justru membantu bayi belajar mengenali emosi dan merasa bahwa dunianya aman.
Berikut ini adalah beberapa manfaat menggendong bayi yang didukung oleh penelitian:
Mengurangi Stres dan Tangisan
Bayi yang sering digendong cenderung lebih tenang dan jarang menangis. Bunda pun bisa merasa lebih percaya diri karena mampu memenuhi kebutuhan emosional si kecil.
Meningkatkan Perkembangan Otak
Sentuhan hangat saat digendong membantu perkembangan otak bagian emosi dan sosial. Bayi belajar mengenali ekspresi, irama suara, dan detak jantung orang tuanya.
Membantu Tidur Lebih Nyenyak
Bayi yang merasa aman dan nyaman akan tidur lebih lama dan lebih pulas, yang penting bagi pertumbuhan fisik dan mentalnya.
Mendukung Perkembangan Motorik
Posisi tubuh saat digendong, terutama saat tegak, membantu memperkuat otot leher dan punggung secara alami. Ini menjadi latihan awal yang baik sebelum bayi belajar duduk atau merangkak.
Foto: Internet
Agar kegiatan menggendong menjadi pengalaman yang menyenangkan dan bermanfaat, Bunda bisa menerapkan beberapa tips berikut:
• Gunakan Gendongan yang Ergonomis
Pilihlah gendongan yang mendukung posisi alami bayi, seperti posisi kaki membentuk huruf “M” dan punggung melengkung dengan alami.
• Sesuaikan dengan Usia dan Berat Bayi
Setiap jenis gendongan memiliki batas usia dan berat yang dianjurkan. Pastikan Bunda memilih yang sesuai agar bayi tetap aman.
• Perhatikan Postur Tubuh Bunda
Jangan ragu untuk beristirahat jika mulai merasa lelah. Menggendong terlalu lama tanpa jeda bisa menyebabkan pegal di punggung atau lengan.
Foto: Internet
Menggendong bukanlah bentuk memanjakan yang akan berdampak buruk. Justru, pelukan dan kehangatan dari Bunda menjadi pondasi penting bagi perkembangan emosi, kepercayaan, dan hubungan antara Bunda dan anak.
Sebagai Bunda muda, tidak perlu ragu mengikuti naluri keibuan. Jika si kecil menangis dan ingin digendong, itu adalah sinyal bahwa ia membutuhkan kehadiran Bunda. Peluklah, tenangkanlah, dan biarkan sentuhan kasih Bunda menjadi tempat aman pertama bagi si kecil di dunia ini.
Mari kita tinggalkan mitos lama bahwa menggendong membuat bayi manja. Karena faktanya, bayi yang sering digendong akan tumbuh menjadi anak yang lebih percaya diri, penuh kasih, dan memiliki ikatan emosional yang kuat dengan orang tuanya.